[caption id="attachment_202400" align="aligncenter" width="597" caption="Ilustrasi (Sumber Foto: metro.news.viva.co.id)"][/caption]
Huaaaaa..... lama nian saya tak mengisi Kompasiana ku tercinta. Maaf, bukannya saya tak cinta lagi, tapi karena saya (sok) sibuk dengan tugas kuliah yang seabreg-abreg. Hehehe. #AlasanSiPemalas.
Saya tidak akan cerita mengapa saya lama sekali tak mengisi Kompasiana, karena ceritanya sangat membosankan. :DÂ Tapi saya akan cerita tentang demo buruh yang saya lihat di jalan tadi. Rabu (3/10/2012), ribuan buruhIndonesia, turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi, menuntut upah layak dan penghapusan sistem outsourcing.
Kebetulan hari ini saya ujian praktik mata kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) di SDN Jatiasih 10. Saya harus sampai di SD tersebut pukul 12.00 WIB. Karena tahu ada demo buruh, saya memilih berangkat lebih pagi, pukul 08.00 WIB. Ternyata, saya kurang pagi. Saya terjebak macet luar biasa di Tambun Selatan karena ratusan buruh sudah memadati jalan raya. Wow, di dalam angkot, saya takjub melihat jumlah buruh yang begitu banyak memadati kawasan Tambun, sambil membawa bendera organisasinya, dan bersorak-soray menyuarakan tuntutannya. Semoga tuntutan kalian dipenuhi oleh para pemangku kekuasaan di negara kita. Doa ku sebagai GURU menyertai kalian wahai BURUH.
Benar kata guru saya dulu, Indonesia adalah negara yang menganut paham demokrasi. Terbukti dengan maraknya aksi demo yang terjadi di negara kita tercinta. Hehehe.
***
Saya selesai ujian praktik pukul 15.00 WIB. Usai ujian praktik, saya harap-harap cemas, khawatir demo masih berlangsung, lalu saya terjebak macet kembali. Betapa lelahnya harus terjebak macet dalam waktu yang lama, sampai dua kali.
Alhamdulillah, ketika saya pulang, saya tak terjebak macet karena demo telah usai. Saya tak melihat barisan buruh seperti tadi pagi. Saya menikmati perjalanan pulang yang cukup lengang di dalam angkot. Tetapi saat melewati area bekas pendemo berkumpul, saya kembali takjub. Takjub bukan karena melihat ratusan buruh berdemo kembali, tetapi takjub karena melihat sampah-sampah berserakan di area tersebut. Tidak terbayang, betapa lelahnya petugas kebersihan membereskan sampah berserakan bekas pendemo.Sayang, saya tak membawa kamera untuk mendokumentasikan sampah berserakan tersebut.
Sampah berserakan usai aksi demo tak hanya terjadi kali ini saja. Demo yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat lainnya pun kerap demikian. Selalu nyampah.
Salah satu aturan demonstrasi adalah menjaga ketertiban saat berdemo. Tertib yang dimaksud bukan hanya tidak melakukan kericuhan saat demo, tetapi tertib pula dalam membuang sampah. @TamiPudya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H