Mohon tunggu...
taminsuwito
taminsuwito Mohon Tunggu... Seniman - Keberuntungan selalu menyertaiku

Kemanusiaan Seperti Terang Pagi

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis UMKM Sekarat

10 Agustus 2021   20:36 Diperbarui: 10 Agustus 2021   20:55 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi belum berakhir, beberapa negara sudah mulai survive dan bersahabat dengan Covid 19. Indonesia? . Indonesia masih menerapkan PPKM Darutat dengan level yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Dampaknya nyata di berbagai sektor sosial, ekonomi, kesehatan dan sektor kebutuhan untuk bertahan hidup lainya. PPKM Darurat yang akhirnya juga membuat beberap usaha menjadi sekarat, hal itu tentu tidak bisa dihindarkan. Siapapun pengampu dan pengambil keputusan tentu akan bimbang menetukan. Masyarakat terus berusaha berjuang untuk memikirkan bagaimana esok agar bisa makan dan bertahan. 

Lantas bagaimana dengan jalannya bisnis?, sahabat saya yang mempunyai usaha dan tergolong dalam Usaha Kecil Mikro dan Menengah atau ngetrendnya disebut UMKM mengeluh dan hanya bisa berharap Pandemi Covid 19 ini segera berakhir. Selama ini kita tahu bahwasanya UMKM merupakan garda terdepan dalam peningkatan kualitas dan tingkat ketahanan ekonomi di Indonesia, sekarang mereka sedang berkecamuk dan tak sedikitpula banyak UMKM yang akhirnya hanya menyisakan sebuah cerita.

Pemerintah sudah menyikapi hal tersebut dan selayaknya kita dukung sepenuhnya, akan tetapi mau sampai kapan menggunakan kebijakan yang seperti ini?. UMKM harus segera bangkit dan harus segera mendapatkan angin segar.  

Tanpa adanya dine in, dan hanya berbasis take a way akan sangat menyulitkan UMKM yang bergerak di dalam usaha kuliner. Tanpa adanya mobilitas masyarakat akan menyulitkan para penjual pecel lele, makanan pinggir jalan, pedagang air mineral di pinggir jalan untuk tetap bertahan dari gerusan tuntutan hidup. Sahabat saya bahkan sampai mengutarakan bahwa tak memusingkan mendapatkan untung, meutup BEP saja sudah bersyukur.

Pandemi memang membuat semua orang menjadi harus berfikir kreatif dan berfikir secara rasional, akan tetapi itu berlaku bagi orang yang mengetahui dan memperhitungkan. Lantas bagaimana dengan seorang pengamen jalananan, badut penghibur di jalan serta manusia silver yang ada di Jakarta?, sepanjang yang saya tahu mereka tetap berusaha bagaimanapun caranya untuk tetap hidup. Kantin kantor mereka juga sudah tidak diperkenankan untuk buka demi memberi kepastian kepada karyawan yang Work From Office untuk tetap memastikan kesehatnnya dan meminimalisasikan kontak fisik dengan orang lain. Mereka juga bagian dari UMKM yang sedang merasakan pesakitan luar biasa. 

Mari kita bersama berdoa untuk kesembuhan Indonesia dan kesembuhan kebijakan yang mampu membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi. Dirgahayu Indonesiaku yang ke 76 tahun minggu depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun