Mohon tunggu...
Bakri Tambipessy
Bakri Tambipessy Mohon Tunggu... Penulis - Junior

Mari Budayakan Membaca Sampai Habis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kotaku Kota Miskin

17 April 2017   13:27 Diperbarui: 17 April 2017   22:03 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tengah terik panasnya mentari, aku berjalan menelusuri kota ini

Anak-anak terlantar dan fakir miskin menangis di sudut-sudut kota ini.

Aku terus berjalan dan memandang ke sekeliling pasar kota yang ramai akan pembeli.

Teriris hati ini ketika aku melihat betapa kerasnya pemerintah hingga membiarkan mereka memakan makanan sisa dari bak  sampah yang kotor dan bau di tepian pantai.

Kotaku sangat miskin, hingga tak ada perubahan untuk merubah kondisi kaum fakir dan anak-terlantar yang wajib dilindungi oleh negara ini.

Bukankah ini kewajiban pemerintah? .Biarkan saja mereka didepan sana duduk santai berpangku tangan dan membiarkan fenomena ini terus terjadi berulng kali. Seolah aku merasa terpanggil untuk menyelesaikan masaalah yang merusak pemandangan kotaku yang bersih dan rapih. Sejenak aku melihat mereka tak punya tempat tinggal, keluarga, kerabat ataupun pekerjaan. Hanya saja, aku takan bias karena aku juga sama seperti mereka, miskin karena aku tinggal di kota miskin seperti ini. Kotaku akan terus menjdi kota miskin jika tak ada revolusi dari sebuah resolusi bukan evolusi.

Karya: BakriTambipessy

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun