Indonesia dewasa ini memang penuh dengan hiruk pikuk dari jutaan stek holder pemerintahan dan para politisi yang seakan sudah tidak tahu diri. Kekayaan alam yang menjadi pusaka yang seharusnya diperhatikan, tak jarang malah diabaikan. Padahal kalau mereka sadar, kita punya hutan, gunung, sawah, dan lautan dari Sabang hingga Merauke, merupakan harta kekayaan Indonesia yang apabila di jaga dan dikelola akan menambah penghasilan bagi negara.Â
Di Maluku, ada sebuah teluk yang pada jaman dahulu hingga kini dijadikan sebagai tempat pencaharian masyarakat sekitar dengan menggunakan kendaraan laut yang di sebut "Perahu". Seiring perkembangan jaman dan tuntutan hidup, harga Penyebrangan per orang semakin naik, Â mulai dari 2.50 rupiah, 5000, hingga sekarang menjadi 10.000 rupiah per orang.Â
Jujur ini untuk kali pertamanya saya menumpangi perahu menyebrangi laut dari Galala tujuan Poka yang menjadi pusat pendidikan di Kota Ambon terutama untuk mereka yang menempuh pendidikan perguruan tinggi di Universitas Pattimura. Meskipun sudah lama di Ambon tetapi belum pernah ku coba sebelumnya.
Indah luar biasa memang, mataku menatap tajam ke tengah hamparan birunya air Teluk Ambon, di pesisir teluk dan tanjung martafon dengan desiran pasir yang terempas ombak laut, di tambah dengan panorama indah icon jembatan Merah Putih yang menjadi pelengkap pemandangan mata, hingga membuat ku kagum terhadap keindahan surga kecil di timur Indonesia ini.Â
Kebersihan pantainya yang sesekali ku coba melirik kesana kemari apakah ada sampah yang terselip di pinggiran pantainya,? ternyata tak ada sama sekali. Saya akui program pemerintah kota Ambon tentang Ambon bersih di siang hari dan terang di malam hari. Â
Ini menjadi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ku rumuskan di kepalaku selama ini. Â Partisipasi aktif masyarakat sekitar Poka dan Galala seakan menujukan kepedulian mereka terhadap pentingnya menjaga kebersihan di bibir pantai.Â
Karena tak percaya, akupun bertanya-tanya, Mungkinkah mataku sudah di butakan oleh keindahan laut dan panorama jembatanya? ataukah aku yang terlalu kurang jeli melihatnya?..
Entahlah,,,,Â
Tapi andaikan disitu menjadi pusat wisata dan kuliner Kota Ambon, Pasti aku ingin berlama-lama bersantai sambil mencicipi Ikan Kawalinya bakar ditambah dengan colo-colo dan Papeda panas-panas,,, huhh.. sedapnya...Â
Kurang apa coba,,?Â
Pa Wali Kota, minta tolong catat saran saya ya..??