Mohon tunggu...
Bakri Tambipessy
Bakri Tambipessy Mohon Tunggu... Penulis - Junior

Mari Budayakan Membaca Sampai Habis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jesmendi Sadubun: Sosok Ketua Tingkat Panutan

18 Oktober 2017   14:56 Diperbarui: 18 Oktober 2017   15:29 1627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jesmendi Sadubun atau akrab disapa dengan sebutan "Mendi atau"Memen" merupakan sosok ketua tingkat Ilmu Pemerintahan Angkatan 2016 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pattimura Ambon, yang akhir-akhir ini ramai di bicarakan oleh banyak mahasiswa khusunya dari fakultas ISIP tentang sifatnya yang selalu sosialis serta senang bergaul dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan suku, ras agama ataupun adat-istiadat.

Ditengah banyaknya kalangan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah dan juga latar belakang agamanya yang berbeda di kampus "Orang Basudara" ini, ternyata banyak orang di luar sana yang sampai saat ini masih bergaul sesama agamanya saja misalnya, Islam bergaul dengan Islam, Kristen bergaul dengan Kristen dan juga seterusnya hingga sampai pada pergaulan yang bersifat ke-daerahan, atau pergaulan se-kampung saja.

Ditengah kondisi pergaulan mahasiswa yang demikin memprihatinkan tersebut justru Memen lah yang merubah pola interaksi atau pergaulan antara sesama dan sekaligus memberikan contoh kepada semua mahasiswa yang ada di kampus tersebut bahwa teman adalah bagian dari keluarga kita dan karena itu jangan membeda-bedakan antara sesama tetapi mari kita saling mengasihi satu dengan yang lain.

Menurutnya sikap yang demikian itu tidak pernah ada dalam Kamus kehidupanya , apalagi hal itu hanya bisa menimbulkan diskriminasi social yang bisa berpotensi menimbulkan konflik baik secara langsung maupun tidak secara langsung. Selain itu ketika didalam kelas, dia selalu berharap agar semuanya tidak boleh ada yang berantem antara satu dengan yang lain, karena menurutnya berantem atau apapun itu yang bersifat melukai seseorang sangat di benci olehnya. Atas dasar itulah selama menjadi ketua tingkat dia selalu menjaga keharmonisan kelas agar tidak terjadi konfilk dengan alasan apapun.

Kebahagiaan Mendi dan teman-teman sekelas saat menjuarai beberapa lomba dalam acara Pesona Fisip dan Dies Natalis FISIP 2017
Kebahagiaan Mendi dan teman-teman sekelas saat menjuarai beberapa lomba dalam acara Pesona Fisip dan Dies Natalis FISIP 2017
Sikapnya yang selalu sosialis dan membanggakan ini telah membuat iri banyak orang, terutama beberapa ketua tingkat yang juga dari fakultas yang sama namun dari program studi yang berbeda. Mereka ingin bersikap dan bertindak seperti dia agar semua teman-teman yang didalam ruang kelas bukan hanya menjadi teman kelas tetapi juga menjadi teman akrab yang dengan senyuman lepas saling berbagi ide dan gagasan bersama ketua-ketua tingkatnya.

Bagi Mendi untuk bergaul dengan semua orang merupakan amanah dan juga nasehat yang di wariskan oleh kakek dan ayahnya tercinta yakni harus mengasihi antara sesama tidak pandang dia siapa dan dari mana tetapi kita adalah sama di mata Tuhan. Lanjutnya menurut kepercayaanya dalam kitab Matius 22:39 yang intinya adalah kita harus mengasihi orang lain seperti mengasihi diri kita sendiri, ayat ini lah yang selalu menjadi patokan sekaligus panutan hidupnya dalam bergaul , apalagi Mendi adalah sosok mahasiswa yang banyak sekali di kenal oleh berbagai kalangan mulai dari dosen, teman biasa, kaka-kaka tingkat sampai pada para aktivis-aktivis social yang berdomisili di kota Ambon Manise.

Bukan hanya sampai disitu, ternyata Memen adalah sosok pemimpin bagi anak buahnya yang sangat bertanggung jawab dan telah di akui baik oleh dosen mata kuliah maupun seluruh mahasiswa di kelasnya, karena kepedualian dan konsistensinya dalam memegang amanah sebagai ketua tingkat.

Memen dan kawan-kawan
Memen dan kawan-kawan
 Bagaimana tidak, selama menjadi ketua tingkat , Memen selalu menjaga kebiasaanya yaitu selalu menghubungi dosen mata kuliah ketika malam hari dan selalu menjadi orang pertama yang harus datang pagi-pagi sekali 2 jam sebelum aktiviatas kuliah di mulai, jika dia terlambat berarti kondisinya sedang kurang sehat namun tetap berusaha untuk hadir melihat teman-temanya. 

Selama menjadi ketua tingkat memen selalu berharap agar dia dan teman-temanya itu bisa sukses bersama-sama meskipun selama kuliah ada yang tidak suka bahkan membenci gaya kepemimpinannya tetapi dia selalu mendoakan agar semua teman-temanya bisa berubah dan menjadi orang yang berguna bagi dirinya, keluarganya dan juga bagi lingkunganya kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun