Mohon tunggu...
Natama Sitorus
Natama Sitorus Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Saatnya berbuat dan berkarya, susun rencana sekarang juga, mulailah secepatnya. ― Najwa Shihab

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pilkada Kota Bekasi 2024: Momen Membosankan atau Kesempatan Yang Terabai?

19 Oktober 2024   16:44 Diperbarui: 19 Oktober 2024   19:45 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pilkada, Desain Gambar, Natama Sitorus

Kota Bekasi, – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bekasi kali ini tampaknya tidak menarik perhatian masyarakat seperti yang diharapkan. Berbagai kalangan berpendapat bahwa Pilkada 2024 ini terasa membosankan, dengan kurangnya dinamika politik dan partisipasi publik yang minim.

Salah satu faktor yang menyebabkan kebosanan ini adalah dominasi calon dari partai politik besar yang cenderung mengedepankan politik pragmatis. Diskusi dan debat publik yang seharusnya menjadi ajang untuk menggali visi dan misi para calon justru belum di tampilkan, Terkesan monoton dan tidak menggugah minat.

Banyak warga mengeluhkan bahwa tema-tema yang diangkat dalam kampanye tidak relevan dengan isu-isu krusial yang dihadapi kota ini, seperti masalah infrastruktur, kemacetan, penanganan sampah, ketersedian air bersih, keamanan dan kenyamanan, Pendidikan, Penganguran,Korupsi,Nepotisme,Kolusi  dan masih banyak lagi yang perlu dibenahi dan menjadi Pekerjaan rumah yang tidak pernah terselesaikan.

Selain itu, kurangnya inovasi dalam metode kampanye juga menjadi sorotan. Banyak calon masih bergantung pada cara-cara konvensional, seperti baliho dan spanduk itupun tidak ada yang mencantumkan visi dan misi kedepannya dalam proses membangun Kota Bekasi. Begitu juga dalam pemanfaatan platform digital yang semakin populer di kalangan masyarakat, terutama generasi muda minimnya penyampaian Visi dan misi mengakibatnya, banyak pemilih muda merasa terasing dan tidak terhubung dengan proses demokrasi ini karena mereka tidak merasa di berikan Hak untuk mendapakan informasi dari para Calon.

Di sisi lain, fenomena ini bisa juga mencerminkan sikap apatis sebagian masyarakat terhadap politik lokal, Atau mungkinkan nanti tingkat partisipasi pemilih diperkirakan akan turun dibandingkan dengan pemilihan sebelumnya ? Ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah masyarakat sudah kehilangan kepercayaan terhadap sistem politik, ataukah mereka merasa suara mereka tidak akan berpengaruh?

Dengan semua tantangan ini, penting bagi para calon dan partai politik untuk menyadari bahwa Pilkada bukan hanya sekadar ajang untuk meraih kekuasaan, tetapi juga kesempatan untuk mendengarkan suara rakyat dan membangun masa depan bersama. Tanpa adanya keterlibatan aktif dan semangat dari semua pihak, Pilkada kali ini bisa menjadi momen yang terlewatkan, alih-alih menjadi tonggak perubahan yang diharapkan.

Mari kita berharap bahwa sisa waktu sebelum pemungutan suara dapat dimanfaatkan untuk menghadirkan ide-ide segar dan mengajak masyarakat berpartisipasi secara aktif. Pilkada seharusnya menjadi momen yang menggembirakan dan penuh harapan, bukan sekadar rutinitas 5 Tahun yang membosankan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun