Mohon tunggu...
Natama Sitorus
Natama Sitorus Mohon Tunggu... Penulis - Sang Pengendali Motor Matic Tua

"Jurnalis tidak hidup dengan kata-kata saja, meski terkadang mereka harus memakannya." ― Adlai E. Stevenson II

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Laporan PBB: 1,1 Miliar Orang Hidup dalam Kemiskinan Akut

17 Oktober 2024   19:32 Diperbarui: 17 Oktober 2024   19:41 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam laporan terbaru yang dirilis oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terungkap bahwa sekitar 1,1 miliar orang di seluruh dunia kini hidup dalam kondisi kemiskinan akut.

Laporan ini mencakup data dari 110 negara dan menunjukkan bahwa lebih dari 18 persen dari total populasi global, yang mencapai 6,1 miliar orang, mengalami kemiskinan multidimensi yang ekstrem dan hampir setengahnya berada di negara-negara yang mengalami konflik, sekitar 584 juta orang di bawah usia 18 tahun juga terjebak dalam kemiskinan ekstrem, yang mencakup 27,9 persen dari total anak-anak di Negara-Negara yang diteliti.

Menurut laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa. Negara-negara yang tengah berperang memiliki tingkat kekurangan yang lebih tinggi di semua indikator “kemiskinan multidimensi”, menurut sebuah indeks yang diterbitkan pada hari Kamis 17/10, oleh Program Pembangunan PBB (UNDP), yang melaporkan kesenjangan yang “jauh lebih parah” dalam hal gizi, akses terhadap listrik, dan akses terhadap air dan sanitasi.

Penelitian yang dilakukan di 112 negara dan 6,3 miliar orang mengungkapkan bahwa 1,1 miliar orang mengalami kemiskinan, dengan 455 juta di antaranya hidup “dalam bayang-bayang konflik”, menurut Indeks Kemiskinan Multidimensi.

Dikatakan juga bahwa 83,2 persen orang termiskin di dunia tinggal di Afrika sub-Sahara dan Asia Selatan. Indeks ini, yang disusun bersama dengan Oxford Poverty and Human Development Initiative (OPHI), menggunakan indikator-indikator seperti kurangnya perumahan yang layak, sanitasi, listrik, bahan bakar memasak, nutrisi dan kehadiran di sekolah untuk menilai tingkat “kemiskinan multidimensi”.

Indeks tersebut mencakup studi mendalam tentang Afghanistan, di mana 5,3 juta orang lebih jatuh miskin selama tahun 2015-16 dan 2022-23. Tahun lalu, hampir dua pertiga warga Afghanistan dianggap miskin.
“Bagi masyarakat miskin di negara-negara yang dilanda konflik, perjuangan untuk memenuhi kebutuhan dasar adalah pertempuran yang jauh lebih berat dan lebih putus asa,” kata Yanchun Zhang, kepala statistik di UNDP 

India adalah negara dengan jumlah penduduk kemiskinan ekstrem terbesar, yang mempengaruhi 234 juta dari 1,4 miliar penduduknya.
Disusul oleh Pakistan, Ethiopia, Nigeria, dan Republik Demokratik Kongo. Kelima negara tersebut jika digabungkan menyumbang hampir separuh dari 1,1 miliar penduduk miskin.

Laporan ini memberikan gambaran tentang tantangan yang dihadapi dalam upaya pengentasan kemiskinan di seluruh dunia. PBB menekankan perlunya mobilisasi politik dan sosial yang lebih besar untuk mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa respons terhadap kemiskinan melibatkan semua lapisan masyarakat.

Dengan situasi yang semakin mendesak, laporan ini menjadi seruan untuk mengambil tindakan global dalam mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup bagi mereka yang paling rentan.
Direktur OPHI Sabina Alkire mengatakan, "Pengurangan kemiskinan berjalan lebih lambat di daerah konflik – sehingga masyarakat miskin di daerah konflik tertinggal. Angka-angka ini mendorong kita untuk merespons: kita tidak dapat mengakhiri kemiskinan tanpa berinvestasi dalam perdamaian." Katanya Menutup. 

Sumber : Kantor berita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun