Mohon tunggu...
Tama Tama
Tama Tama Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sebenarnya ini yang paling aku benci Ketika tiba-tiba mata ku basah, Bukan karena hal lain selain dari mata air yang dalam Sungguh - sungguh aku telah tersesat lama Jauh ke pedalaman belantara pekat Di mana matahari adalah kenajisan Kepada siapa harus meminta maaf Diri tak pantas untuk memberikan manakala kesucian adalah fitnah kini sesosok jiwa harus memberipadaku Tak sayang bukan tak kenal Bisakah kamu mengerti Oh, bukan itu maksudku Kamu takusah mengerti aku Kaki ini limbung bukan karenamu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kidung Ilalang

16 Maret 2022   15:06 Diperbarui: 16 Maret 2022   15:13 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukan mauku melukai telapak kakimu

Tak ingin  sedikitpun kusayat kulit mulusmu 

lambalanku karena ada yang merindukan hijauku

biarkan saja ku  hidup

biarkan aku  berbiak 

padang gersang akan merinduiku

tak pernah ku tolak kehadiranm

tak pernah ku usik langkahmu

hadirku dirindukan mentari

tanganku masih terbuka lebar 

pandang sekelilingmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun