Mohon tunggu...
tamar udin
tamar udin Mohon Tunggu... -

mantan aktifis kampus

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hak Kita Tidak Akan Kemana

22 November 2013   09:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:49 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di suatu sore saya berkunjung ke rumah seorang ibu. Ibu ini beprofesi sebagai seorang pedagang. Profesi ini adalah pilihan bagi dia untuk membantu menopang perekonomian keluarga. Suaminya sudah tua dan uzur, mengidap penyakit paru-paru, sehingga menarik bernafaspun agak sulit.

Sehari-hari ibu ini berjualan sayuran di pasar, baik dari hasil tanamnya sendiri di kebun ataupun dia beli dari petani lainnya secara kecil-kecilan. Dalam bincang-bincang kami sore menjelang maghrib itu dengannya, dan dia juga baru saja pulang dari kebun, ia mengungkapkan bahwa ketika menggelar dagangan di lapak pasar ia sering kehilangan dagangannya, hampir rutin, tidak tahu siapa yang melakukannya, entah sesame pedagang atau orang lainnya. Menghadapi kenyataan seperti itu ia pasrah dan penuh keyakinan berkata “biarlah besok (diakhirat) diterima”. Kalimat yang polos apa adanya. Walaupun Ibu ini bukan orang yang berpendidikan tinggi, tapi keimanannya kepada hari pembalasan luar biasa.

Ungkapan si ibu membuat saya terenyuh sekaligus bangga, karena ternyata masih ada orang-orang yang memelihara keimanannya dalam kehidupan ini. Mereka yakin betul,walaupun haknya dizhalimi oleh orang lain hak mereka itu tidak akan kemana, Tuhan akan mengembalikannya,tidakpun di dunia diakhirat akan diterima.

Hal ini sekaligus membuat saya berfikir,kenapa ibu pedagang sayur itu bisa seperti itu, padahal SDpun entah tamat atau tidak. Kontras dengan kebanyakan manusia hari ini,sudah menempuh pendidikan tinggi, tapi tidak ada keimanan didada, justru sebaliknya mereka terbiasa mengambil hak orang lain dengan sesuka hati dan melakukan segala tindakan tak bertanggungjawab seolah-olah tidak ada kehidupan setelah kematian. []

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun