Mohon tunggu...
Tamariah Zahirah
Tamariah Zahirah Mohon Tunggu... Penulis - Guru di SMPN 3 Tambun Utara

Menulis salah satu cara menyalurkan hobi terutama dalam genre puisi dan cerpen. Motto : Teruslah menulis sampai kamu benar-benar paham apa yang kamu tulis!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelita Bangsa

25 November 2024   04:18 Diperbarui: 25 November 2024   04:54 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tema: Guru

Judul: PELITA BANGSA

Karya: Tamariah Zahirah

Sejarah mengabadikan jejak "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" dalam hingar bingar pergantian waktu, tak pernah usang tergerus roda zaman. Segenap jasa tak terhitung, seiring tak jemu bibir ini melisankan kata dan cinta tentang pengabdian yang begitu puja, meski hanya berhias doa-doa di selarik lembar aksara.

Engkau seumpama lilin yang menerangi kegelapan, dalam kendil cahaya yang hanya tinggal kedip remang, namun tak pernah sedikit pun padam. Rela membiarkan terbakar raga menyisakan bara legam. Dalam debu-debu pesakitan yang berserak, geming tak beranjak demi menggapai impian mulia.

Engkau kerap menanggung beban yang menumpuki dada dan memenuhi ruang sesak kepala, dengan sekelumit rasa yang mendera, hingga tak jua menemukan muara cara. Tetap sabar membimbing, meski harus menerjang jalan berliku dan berduri. Demi sebuah titah suci tanpa mengharap pamrih dan apresiasi.

Di antara tetesan peluh dan lelah kau mendidik, hingga mereka mampu mencerna setiap makna yang tak terbaca. Di antara suara-suara sumbang yang kerap menganggap remeh, kau terlihat tegar, seakan dunia baik-baik saja. 

Begitu tabah, menguar pesona sahaja. Ikhlas kuat kau genggam dengan senyum penuh optimis.

Wahai Pelita Bangsa, pahlawan pemberantas kebodohan. Tanpamu mungkin dunia ini hanyalah lembaran-lembaran kertas kosong yang buram. Entah dengan apa semesta mengisinya? Mungkinkah dengan tangis kebodohan dan penyesalan, hingga dunia berkata, kita hanyalah bulan-bulanan  serapah yang tak berharga di panggung penuh sampah. 

Bekasi, 25 November 2024

Selamat Hari Guru Nasional, semoga guru-guru Indonesia semakin berjaya dan senantiasa selalu sehat dan semangat dalam menebarkan ilmu yang bermanfaat 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun