Pada hakikatnya alam tak pernah bisa dipisahkan dari manusia, sebagai mana kita lihat dalam keseharian kita. Kita membutuhkan pepohonan untuk memberikan oksigen,mencegah banjir,mencegah longsor dan sebagainya. Dalam hal lain kita membutuhkan alam sebagai tempat rekreasi, dimana saat ini telah banyak tempat  tersembunyi seperti di tengah hutan atau di pinggiran tebing, kini menjadi wahana bagi manusia-manusia yang telah penat dalam likuk kehidupan di perkotaan seperti air terjun , telaga, goa dan lainnya. Saat ini gunungpun menjadi salah satu tempat yang sangat diminati para penduduk bumi dihari hari libur. Tidak heran jika sekarang banyak gunung yang dulunya tak pernah dijamah manusia awam kini menjadi ramai mengimbangi mal-mal diperkotaan.
Indonesia memiliki banyak gunung yang menyimpan keunikan tersendiri mulai dari hutannya, track, sungai yang mengalir, mata air, pemandangan serta hal hal mistis yang tentu pasti ada di setiap gunung itu sendiri.  Kita meyadari bahwa gunung adalah habitat yang sulit ditempati  manusia karena berbagai satwa liar dan tumbuhan beranekaragam telah berkembang biak di sana jauh sebelum kita mengenal olahraga mendaki gunung.
Mungkinkah mendaki gunung adalah sebuah olah raga? Mungkin bisa dibilang demikian. Namun bukan olahraga ringan yang hanya berlari atau jalan di tengah hutan. Mendaki gunung adalah olahraga berat yang membutuhkan kesiapan fisik dan mental yang tinggi. Karena banyaknya orang yang beranggapan bahwa mendaki gunung bukanlah olahraga yang berat, atau hanya sekedar berekreasi, lalu mereka sering melupakan hal hal terpenting dalam pendakian. Hal inilah yang sering menjadi faktor utama terjadinya kecelakaan ringan seperti jatuh terluka,terkilir atau kecapean, bahkan bisa juga menyebabkan seseorang kehilangan nyawa. Maka dari itu untuk melakukan olah raga yang satu ini ada baik nya kita mengenali dulu apa itu pendakian, hal apa saja yang harus dipersiapkan sebelum mendaki  seperti perlengkapan pribadi yang bisa melindungi kita dari berbagai resiko selama pendakian, tak lupa pula makanan yang harus kita sesuaikan dengan berapa lama waktu yang akan kita habiskan di gunung, karna kekurangan makanan bisa menjadi faktor utama yang bisa membahaykan diri kita dan mungkin juga tim kita. Kita juga tak  bisa meremehkan persiapan fisik dan mental. Segala kemungkinan perubahan hidup dari yang normal ke kondisi yang tidak normal bisa terjadi selama kita dialam bebas, ketika seseorang merasa kecapean ia akan mudah terserang rasa dingin hinga berhalusinasi, faktor  iamerasa kecapean karna menyepelekan latihan fisik yang seharusnya ia manejemen sebelum pendakian dimulai. Mungkin juga di pertengahan jalan kita bisa dihadapkan dengan hal-hal diluar dugaan kita seperti binatang buas atau makhluk yang sejatinya adalah penghuni tetap gunung tersebut, jikalau kita tidak memiliki mental yang tinggi itu akan menjadi pemicu rasa khawatir kita yang berlebihan hingga akhirnya kita menjadi orang yang tak terkendali.
Mendaki gunung berarti kita berpetualang di alam bebas yang merupakan wujud dari dalam diri, yang menggunakan mental, fikiran, yang awalnya tentu didasari oleh rasa penasaran dan tanda tanya besar dalam diri, hingga akhirnya melakukan sebuah perjalan dan  mengakhirinya dengan rasa syukur yang teramat setelah kita berhasil dalam pendakian tersebut. Setiap orang pasti merasakan was was, merasa takut akan bahaya yang bisa saja kita hadapi baik secara fisik dan psikologis, tetapi dengan adanya rasa itulah yang menjadikan kita orang yang berfikir untuk menggunakan mental, fisik serta psikologis kita sebaik mungkin dalam menghadapi tantangan. Bahkan mungkin kita juga dituntut untuk memiliki bakat khusus yang mungkin diperlukan dalam sebuah pendakian. Selain itu perlu kita ketahui juga, setelah kita mengerti pentingnya fisik, mental serta psikologis dalam pendakian.
Biaya merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam pendakian, tanpa adanya biaya yang mencukupi pendakian itu bisa terhambat atau bahkan mungkin bisa saja gagal, oleh karna itu memanajemen perjalan itu wajib kita kuasai agar kita mengetahui berapa banyak biaya yang kita perlukan. Namun setelah kita memanajemen perjalanan itu, kita akan merasa betapa mewahnya sebuah perjalanan hanya untuk mengunjungi sebuah gunung, seperti contoh biaya transport apa yang harus kita gunakan, pesawatkah,kapal,mobil atau motorkah? Fasilitas juga harus kita masukkan kedalam manajemen itu, serta memanajemen waktu juga mempengaruhi seberapa banyak uang yang harus kita keluarkan. Jika semua sudah terencana dengan baik dan matang, segala sesuatu yang kita butuhkan sudah tersusun dengan rapi serta uang menyesuaikan maka pertualangan kita bukan hanya sekedar olahraga biasa, kita akan mendapatkan hal-hal baru yang mungkin tidak akan pernah kita dapatkan dalam kehidupan kita dalam keseharian di hiruk pikuk perkotaan.
Banyak orang yang bertanya, kenapa mau mendaki gunung? Kenapa harus gunung? Kenapa bukan pantai, sungai atau lainnya? Kenapa mau menghabiskan banyak uang hanya untuk meletihkan badan? Itu semua merupakan pertanyaan biasa bagi para awam yang belum tau apa manfaat non material yang bisa didapatkan tanpa kita sadari. Hal tersebut yaitu:
- Membuat fisik dan mental lebih berguna dalam hal positif
- Menekan rasa egoism dalam diri
- Mewujudkan sikap solidaritas yang tinggi dengan sesama
- Mencetak jati diri yang tangguh
- Melatih Memanajemen dan mengambil keputus dengan cerdas dan cepat
Mengapa manajemen menjadai salah satu hal yang bisa kita rsakan manfaatnya dalam sebuah petualangan? Â Tentunya sebelum perjalanan dimulai kita akan memperhitungkan segala sesuatunya agak semua berjalan sesuai yang kita harapkan, mulai dari perhitungan waktu, perhitungan biaya, perhitungan berapa banyak logistic yang harus kita bawa. Apabila manajemen itu bagus maka insyaallah semua berjalan lancar. Kita juga akan dituntut dalam mengambil keputusan, hal ini akan membentu karakter diri kita yang dewasa. Seperti misalnya di pertengahan jalan ada anggota team yang terserang sakit dan cuaca yang tidak memungkinkan untuk kita melanjutkan perjalanan, karna itu kita akan di tuntut untuk mengambil keputusan yang cepat dan cerdas demi keselamatan kita bersama. Hal ini tentu juga dapat kita aplikasikan bukan hanya di perjalan ke gunung melainkan juga dalam keseharian kita di tempat kerja, kampus, oragnisasi bahkan juga keluarga.
- Mengintropeksi diri