Belakangan ini, sedang merebak kasus-kasus wanita yang gemar menjalin hubungan dengan pria yang telah memiliki pasangan. Ternyata ada sebuah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan pola perilaku seorang wanita yang gemar melakukan hal tersebut.Â
Lalu, apakah Sindrom Fortunata itu?
Sindrom Fortunata adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan pola perilaku seorang wanita yang memiliki kecenderungan untuk tertarik kepada pria yang telah memiliki pasangan atau telah menikah.
Kenapa dinamakan Sindrom Fortunata?
Nama Fortunata diambil dari novel karangan Benito Perez Galdos. Dalam salah satu novelnya yang berjudul "Fortunata dan Jacinta", tokoh utama mengalami masalah yang sama, yaitu kerap berhubungan dengan pria yang telah memiliki pasangan. Dari sinilah nama Sindrom Fortunata muncul.
Apa penyebab Sindrom Fortunata?
Salah satu penyebab Sindrom Fortunata adalah rendahnya rasa percaya diri. Karena memiliki rasa percaya diri yang rendah, wanita dengan Sindrom Fortunata membutuhkan perasaan bahwa dia lebih baik dan lebih berharga karena mampu merebut seorang pria dari pasangannya. Tujuannya adalah mencari validasi dan pembuktian diri bahwa dia seorang yang berdaya. Dalam beberapa kasus, kita bisa melihat bahwa wanita dengan Sindrom Fortunata memiliki tampilan fisik yang dianggap kurang menarik. Adanya citra tubuh atau wajah ideal yang berkembang dalam masyarakat membuatnya merasa kurang dari yang lain. Oleh karena itu, wanita dengan Sindrom Fortunata mencari cara yang berbeda untuk menyamai atau mengungguli mereka yang dianggap ideal.Â
Bagaimana ciri-ciri wanita dengan kondisi Sindrom Fortunata?
Ciri utama dari wanita dengan Sindrom Fortunata ini meliputi perasaan obsesi yang sangat kuat, siap melakukan apa saja, serta berfantasi akan memiliki masa depan dengan pria yang disukainya. Fantasi yang berlebihan tersebut bahkan dapat mengarah kepada halusinasi dan delusi. Ketika tidak mendapatkan hal yang diinginkannya, tak jarang wanita tersebut akan rela melakukan segala cara demi menghancurkan hubungan sang pria dengan pasangannya.Â
Untuk mengatasi kondisi Sindrom Fortunata ini, penting bagi seorang wanita agar meningkatkan harga dirinya dan menyadari adanya norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. Namun, konflik yang belum terselesaikan sejak semasa kecil, seperti trauma dan kekerasan pada masa kecil, pengabaian orang tua, bahkan kurangnya perhatian dan figur seorang ayah juga dapat berpengaruh besar terhadap kondisi mental wanita tersebut. Itulah mengapa penting untuk mencari penyelesaian bagi akar masalah internal ini terlebih dahulu.
Sumber: