Empat mahasiswa Universitas Negeri Malang yang terdiri dari Rizqi Sabila, Tamara Prisca Monica, Safitri Salsabila dan Sari menginisiasi kegiatan berbagi masker sebagai tugas pengabdian sederhana dengan membagikan masker ke beberapa rumah di daerah masing-masing yakni Banyuwangi dan Jember. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25, 26, dan 31 Mei 2021.
 Disela-sela pembagian masker, para mahasiswa ini juga sempat berbincang-bincang dengan para penerima masker. Dua di antaranya berasal dari Jember yaitu Antika Andarista seorang mahasiswi yang berkuliah di Bali dan Sofia Salsabila, mahasiswi di salah satu Universitas di Jember.
Ketika ditanya pendapatnya terkait kesadaran penggunaan masker di Jember, Ia merasa heran pada awalnya. "Sebelum pulang ke Jember, di Bali pakai masker itu sudah jadi kebiasaan, bahkan ke toko swalayan. Waktu pulang kesini (Jember), aku heran banyak orang-orang yang nggak pakai masker."
Hal yang sama juga dirasakan oleh Sofia. Ia mengatakan jika banyak orang bertindak semau mereka dengan tidak memakai masker di era pandemi ini.
"Yang kulihat generasi muda mulai membiasakan diri memakai masker. Namun tidak dengan generasi atas, meskipun nggak semua."
Penanganan kasus Covid-19 sudah dilakukan dengan masif oleh pemerintah. Vaksinasi sudah mulai dilakukan. Berdasarkan twitter yang ditulis oleh Presiden RI Joko Widodo (31/5), "Indonesia sudah mempunyai 75,9 juta dosis vaksin Covid-19 dalam bentuk jadi. Jumlah itu cukup untuk 37,5 juta orang. Sejauh ini, program vaksinasi pemerintah telah mencapai 26,9 juta dosis, 16,3 juta di antaranya menerima vaksinasi dosis pertama dan 10,6 juta jiwa dosis kedua."
Meski sudah ada vaksin, pertambahan kasus covid-19 di Indonesia masih belum menurun sejak pertama kasus covid-19 masuk ke Indonesia. Terhitung total kasus covid-19 di Indonesia tertanggal 31 Mei 2021 bertambah sebesar 6.115 menjadi 1,82 juta jiwa.
Sebagian masyarakat beranggapan bahwa vaksinasi dapat mencegah penularan covid-19 dan mengabaikan protokol kesehatan. Padahal dilansir dari YouTube Kumparan (15/5), Soummya Swaminathan selaku kepala ilmuwan WHO mengatakan bahwa vaksin saja tidak dapat menjamin kekebalan kita dalam melawan virus maupun tidak menularkannya. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Direktur Darurat WHO bahwa ada beberapa pertimbangan yang harus dipenuhi untuk tidak lagi memakai masker seperti tingkat penularan dan cakupan vaksinasi yang telah ada di masyarakat. Sehingga kesadaran masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan harus ditingkatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H