Sebab dinamika perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni mengharuskan peserta didik melek akan teknologi, hal ini menempatkan lulusan juga harus tahu bagaimana mempergunakan teknologi dalam setiap aktivitas. Dalam kurikulum merdeka-pun harus demikian, (Arifin, 2022) menyatakan bahwa kurikulum merdeka harus memperhatikan pembentukan karakter peserta didik agar menjadi modal kuat menuju masa depan untuk menumbuhkan karakter manusianya itu sendiri, rasa merdeka dan pembentukan iklim belajar.
Dalam teori fungsional, Durkheim mengatakan seluruh pendidikan adalah pendidikan more (all education is moral education). Durkheim mendefinisikan moralitas sebagai satu set tugas dan kewajiban yang memengaruhi perilaku individu. Menurut Durkheim sistem pendidikan formal maupun nonformal merupakan pusat perhatiannya untuk menciptakan sekaligus mempertahankan konsensus dan solidaritas dalam masyarakat yang semakin industri yang semakin terspesialisasikan, semakin heterogen dan semakin kompleks.
Selain Emile Durkheim terdapat juga Talcott Parsons yang merupakan sosiolog utama pendekatan fungsional. Penjelasan Parsons ini sering disebut dengan AGIL.Â
Parsons melihat pendidikan berkontribusi dalam menciptakan integrasi. Melalui pendidikan individu disosialisasikan untuk menyesuaikan diri. Pendidikan juga keberadaan ekonomi masyarakat dengan cara menanamkan keterampilan teknis tertentu dan persyaratan dan memisahkan pekerja potensi berbagai titik masuk ke pasar tenaga kerja. Parsons menganggap pentingnya sekolah untuk menginternalisasikan nilai nilai sosial dan norma-norma kepada anak-anak jika keluarga tidak mampu melakukannya.
Kesimpulannya, Pandemi COVID-19 mempengaruhi banyak hal termasuk kehidupan pendidikan, orang tua peserta didik, peserta didik dan proses pembelajaran, Sebagai seorang guru yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik para siswa tidak dapat berhenti. Guru harus menemukan cara yang sesuai untuk mempromosikan proses pembelajaran secara akademis dan sosial-emosional. Guru harus dapat mengelola kelas di kelas dan kelas online.Â
Berdasarkan hasil review dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa sistem pembelajaran daring dengan memanfaatkan platform digital pada jenjang sekolah dasar dan menengah cenderung mengubah wajah pendidikan ke arah yang lebih baik, lebih efektif, dan lebih menyenangkan. Gurupun menjadi semakin inovatif dalam mengemas bahan ajar dan semakin kreatif mengembangkan metode pembelajaran untuk menarik antusisme siswa.Â
Meski demikian, perlu dilakukan penyesuaian kembali dengan beragam kemampuan masing-masing guru, siswa, dan orang tua siswa dalam memberikan fasilitas pembelajaran daring ini, sehingga kendala yang dialami dapat diminimalisir.
Implementasi kurikulum dimasa pandemi memiliki pola pembelajaran secara luring dan daring, pembagian pola pembelajaran tersebut bergantung pada guru, apa sajakah materi yang harus dilakukan secara luring maupun daring. Secara umum, daring dilakukan menggunakan whatsapp, dan telepon meskipun aplikasi lainnya dilakukan dalam presentase sedikit, namun pembelajaran tetap terlaksana.Â
Peluang untuk menyambut kurikulum merdeka cukup baik disebabkan oleh adanya pengalaman dan perasaan rasa menerima berdasarkan hasil evaluasi keberlaksanaan pembelajaran di masa pandemi. Terlepas dari adanya peluang, ternyata tantangannyapun jauh lebih dominan, dapat ditemukan khususunya sekolah dan warga sekolah yang perlu menyediakan berbagai kompetensi dan fasilitas terbaik untuk menyukseskan kurikulum baru tersebut.
Refrensi
Hidayat, Rakhmat. (2011). Pengantar Sosiologi Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.