Mohon tunggu...
Dewi Sulistiawaty
Dewi Sulistiawaty Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Make it simple!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hasil Studi FKI, Kurang Gizi Bisa Sebabkan Working Memory Rendah

22 Oktober 2024   20:16 Diperbarui: 23 Oktober 2024   13:25 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterbatasan ekonomi serta kurangnya akses terhadap makanan bergizi, terutama di daerah-daerah terpencil menjadi penyebab terbesar masih tingginya angka malnutrisi di Indonesia. Meskipun angka malnutrisi terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun belakangan, namun angka ini masih tergolong tinggi di dunia. Pemerintah masih harus bekerja keras untuk menekan angka malnutrisi tersebut.

Malnutrisi atau kekurangan gizi memang masih menjadi momok bagi bangsa Indonesia. Permasalahan ini harus segera ditanggulangi karena akan berdampak pada masa depan anak muda yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa. Generasi Emas 2045 yang bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia yang berkualitas, kompeten, dan berdaya saing tinggi hanya akan jadi wacana jika masih banyak anak yang mengalami gizi buruk.

Kurang gizi dapat menghambat tumbuh kembang anak, serta menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti wasting, stunting, anemia, gangguan imunitas, penurunan kecerdasan, hypokalemia, marasmus, dan lain sebagainya. Bahkan penelitian terbaru dari Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) menemukan bahwa anak yang kekurangan gizi 3 kali lebih berisiko memiliki working memory rendah.

Anak yang Kurang Gizi Berisiko Alami Working Memory Rendah 

Working memory atau memori kerja merupakan memori jangka pendek yang memungkinkan otak menyimpan informasi untuk waktu yang singkat sambil menjalankan instruksi.  Contohnya kemampuan seseorang untuk merespon pertanyaan atau pendapat orang lain.

Gangguan working memory akan mengakibatkan seseorang kesulitan mengolah informasi dalam waktu singkat. Istilah lainnya 'lemot' atau lambat berpikir. Jika gangguan working memory dialami oleh anak usia sekolah, tentunya akan berdampak pada prestasi akademiknya.

Berdasarkan data PISA Skor, kemampuan akademik anak sekolah dasar di Indonesia dalam hal membaca, matematika, dan sains masih sangat rendah. Sudah banyak teori dan studi yang membuktikan bahwa ternyata prestasi akademik yang rendah memiliki hubungan yang erat dengan status kurang gizi pada anak-anak, terutama anak usia sekolah.

Berdasarkan data ini, FKI lantas melakukan penelitian untuk membuktikan dan memperkuat lagi teori dan studi yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai keterkaitan status gizi anak terhadap prestasi akademiknya. Studi dilakukan di 2 sekolah dasar yang ada di Jakarta dengan menggunakan metode studi cross-sectional.

Pada pengujian awal ditemukan bahwa skor working memory anak memiliki hubungan yang signifikan dengan status kurang gizi kronik (perawakan pendek), kadar Hb, dan jumlah asupan nutrisi anak. Dari skor tersebut diketahui jika anak yang kurang asupan gizi memiliki risiko 3 kali lebih besar berisiko memiliki working memory rendah.

Sementara anak dengan anemia kurang zat besi hampir 2 kali berisiko alami working memory rendah. Sedangkan anak dengan asupan gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) berisiko alami gangguan working memory.

Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, SpM(K), Direktur Eksekutif FKI (sumber gambar pribadi)
Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, SpM(K), Direktur Eksekutif FKI (sumber gambar pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun