Mohon tunggu...
Lucia Priandarini
Lucia Priandarini Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Lucia Priandarini adalah perempuan antara. Sejak lulus dari Komunikasi Universitas Indonesia, ia melompat-lompat antara menulis artikel lifestyle untuk hidup, dengan menulis fiksi untuk kesenangan sendiri. Sehari-hari, ia berkutat antara aktivitas domestik, dengan duduk tenang dan bermain kata di layar komputer. Selama bekerja kantoran, ia pulang pergi antara Jakarta dan Tangerang Selatan, tempatnya tinggal. Tapi, di atas semuanya, ia paling bahagia berada bersama anak lelakinya. Apalagi jika sambil bersantai di antara labirin penuh buku cerita.\r\n\r\nLucia Priandarini dapat dihubungi melalui :\r\nE-mail : lucia.priandarini@gmail.com\r\nTwitter: @rinilucia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gerilya Zaman Ini

18 Maret 2014   18:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:47 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mudah untuk mengayuh sepeda di tengah jalanan lapang saat car free day. Tapi menghalau terik di sela kendaraan pembuang asap dengan membonceng kardus penuh buku? Siapapun harus punya alasan yang sepadan.

Teman saya, Muhammad Akbar, punya alasan yang membuatnya bersedia mengayuh sepeda dari Manggarai, Jakarta Selatan (sekretariat  Komunitas 1001 buku) hingga ke Taman Baca Himmata di Plumpang, Jakarta Utara, lalu beberapa hari kemudian ke Taman Baca Asmanadia di Solear, Tangerang.

“Prihatin banyak anak di bawah umur mengendarai sepeda motor. Dengan mengantar buku dengan bersepeda, saya ingin mengingatkan mereka akan bahayanya mengendarai sepeda motor di jalan raya, dan mengajak anak kembali membaca buku. Dengan buku, anak-anak bisa pintar dan berwawasan luas. Dengan bersepeda, mereka bisa hidup sehat. Seimbang antara otak kiri dan kanan,” ungkap Staf Pelayanan Lapangan (SPL) Secure Parking di Gandaria City ini.

Program jemput buku dari donatur dan mengantarnya ke taman baca itu dinamai Akbar : Bike for Hope, Book for Hope. Buku-buku yang sudah disortir di sekretariat 1001 buku  biasanya dikirim via pos. Namun, biaya pengiriman buku memang cukup besar (2 – 3 juta sekali pengiriman). Jadi, Akbar berpikir untuk mengantarnya dengan sepeda. Sekalian kenalan sama pengelola taman baca, katanya.

Program Akbar mendapat dukungan penuh dari pendiri Jakarta Games Society (JGS), Alfa Febrian, yang adalah mantan ketua Bike to Work.  Dua Maret lalu, bersama rekan JGS dan relawan lain, Yanuardi Tofan, Akbar menjemput donasi buku dari warga komplek PELNI Depok. Ada 10-an kardus besar, diangkut dengan mobil bak millik Alfa. Selain buku, JGS juga mengantarkan paket jajanan anak. “Paket bantuan banjir dari JGS yang belum terdistribusi,” kata Akbar.

Saya tercenung mengamati bagaimana perjalanan buku-buku itu hingga tiba di tangan-tangan mungil di taman-taman baca. Ucapan Mahatma Gandhi ternyata belum usang. Be the change you wish to see in this world. They did it.

[caption id="attachment_299574" align="alignright" width="800" caption="Paket buku ke Himmata, Plumpang ini diantar saat Jakarta masih dikepung banjir "]

1395117952116203874
1395117952116203874
[/caption]

NB : Dan status WhatsApp Akbar (yang biasa dapet shift kerja malam) saat saya mengetik ini berbunyi "Kapan tidurnya ini." :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun