1998 semestinya menyimpan penggalan peristiwa di benak kita untuk dijadikan pembelajaran bahwa untuk melakukan perubahan itu dibutuhkan seperangkat nilai, strategi dan juga bangunan visual yang dapat menata dan merealisasikan nilai-nilai perubahan itu sendiri.
Sebagai salah satu korban dari arus reformasi itu, saya mengingatkan masyarakat DKI khususnya dan juga masyarakat Indonesia umumnya untuk selalu berfikir dan berhati-hati dalam mengambil keputusan sehingga tidak menimbulkan peristiwa pahit dari sebuah harapan. Bangunlah harapanmu dengan hati, ilmu dan hikmah sehingga reformasi yang kita bangun tidak bablas untuk kedua kalinya. Jangan hancurkan masyarakat Jakarta dengan alasan perubahan membabi buta.
Tak ada yang tetap -memang -dalam kehidupan ini kecuali perubahan itu sendiri. Itu sebuah kepastian. Tapi perlu diingat bahwa perubahan tanpa visi akan mengantar anda ke tempat yang salah. sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H