Duka yang teramat dalam masih dirasakan oleh rakyat Venezeula atas meninggalnya Presiden Hugo Chaves sang pemimpin besar kaum sosialis Venezeula yang terkenal dengan semboyannya "Revolusi Bagi Kaum Miskin". Kini sang pemimpin besar kaum miskin tersebut telah tiada, Presiden Venezuela Hugo Chavez meninggal dunia Selasa (5/3/2013) pukul 16.25 waktu setempat, dalam usianya yang ke 58 tahun.
Rakyat Venezeula begitu kehilangan atas meninggalnya sang pemimpin mereka, hari ini tanggal 08 maret 2013, Otoritas Venezeula telah menggelar upacara pemakaman hugo chaves yang juga dihadiri oleh para pemimpin negara sahabat. Namun setelah upacara tersebut, jenazah Chavez tidak akan dimakamkan melainkan dibalsem dan dibaringkan di dalam peti kaca.
Seperti dilansir AFP, Jumat (8/3/2013), Pemimpin sementara Venezuela, Nicolas Maduro menyatakan, jenazah Chavez akan dibalsem "seperti Ho Chi Minh, Lenin dan Mao". Kemudian, lanjutnya, jenazah Chavez akan dibaringkan di dalam peti kaca agar bisa dilihat "untuk selamanya". Jenazah yang sudah dibalsem ini akan disemayamkan di 'Mountain Barracks' yang kini diubah menjadi Museum Revolusi. Barak tersebut menjadi saksi mati saat Chavez melakukan kudeta militer terhadap Presiden Carlos Andres Perez pada 4 Februari 1992 silam. Saat itu, Chavez gagal dan ditangkap aparat setempat. Namun akhirnya dia berbalik menjadi pahlawan dengan memenangkan pemilu pada tahun 1998 dan kemudian menjadi Presiden Venezuela hingga ajal menjemputnya.
TERIRING UCAPAN DUKA,
“SELAMAT JALAN PEMIMPIN BESAR KAUM SOSIALIS VENEZEULA”
Sekedar mengenang dan mengamati sepak terjang pemimpin kaum miskin ini tentunya patut menjadi suri teladan yang baik bagi para pemimpin dimanapun berada, Sosok Hugo Chaves adalah figur seorang pemimpin yang berani dan sangat dihormati, baik oleh kawan maupun lawan politiknya.
Salah satu kebijakan tegasnya adalah keberhasilan seorang Hugo Chaves ketika melakukan Nasionalisasi Minyak dan Gas, kebijakan ini tentunya bisa menjadi pembelajaran yang sangat berarti. ada apa dibalik rahasia sukses nasionalisasinya Chavez ? Nasionalisasi yang dilakukan Chaves bukanlah sekedar Nasionalisasi buta melainkan Renegosiasi yang menguntungkan negara ataupun asing meskipun porsi kepemilikan negara menjadi lebih besar, mencapai 60 persen.
Dengan model kerja sama ini dan dengan cadangan minyak yang sangat menjanjikan maka wajar saja jika perusahaan-perusahaan asing, bisa menerima renegosiasi yang di tawarkan Chavez. Keberanian Chavez melakukan renegosiasi, dimulai dengan penyelidikan yang mendalam. Dengan memperkenalkan Undang-Undang Hidrokarbon baru (2001), dia memerintahkan kajian legal untuk menyelidiki berbagai penyimpangan dan ketidaktransparanan dalam pengelolaan sektor migas.
Perjuangan seorang Chavez, awalnya memang tidak mudah karena banyak perlawanan yang di lakukan oligargi bisnis dan politik, hingga ada upaya perlawanan dengan membiaya dan mendalangi kudeta militer sayap kanan terhadap Chavez tanggal 12 April 2002. Chaves akhirnya lengser dan mengundurkan diri di bawah tekanan pemimpin-pemimpin militer.
Akhirnya Militer menunjuk seorang Ekonom “Pedro Cormona” sebagai Presiden sementara (interim). Selang satu hari kemudian terdorong oleh kecintaan rakyat miskin Venezeula terhadap chaves Ribuan rakyat miskin demo dengan di dukung oleh prajurit dan perwira menengah yang masih loyal kepada Chaves. Kemenangan tersebut membuat dirinya berhasil mengatasi salah satu tantangan terbesar dalam masa pemerintahannya dan menjadikannya sebagai sebuah mandat yang lebih besar untuk melanjutkan semboyan Lanjutkan “Revolusi Bagi Kaum Miskin“.
Bukan hanya kebijakan nasionalisasi minyak dan Gas, chaves juga telah menasionalisasikan tambang dan eksplorasi emas yang dikuasai oleh mafia. Di lansir stasiun berita CNN, Kamis, 18 Agustus 2011, Venezuela akan mengambil alih tambang emas di wilayah selatan negara tersebut. Salah satu perusahaan tambang terbesar di daerah itu, Rusoro, adalah perusahaan Canada yang dikuasai oleh keluarga Agapov dari Rusia. Lengkap sudah nasionalisasi yang telah dilakukan Chaves bagi kemakmuran Negara Venezeula. Dengan Semboyan “Lanjutkan” “Revolusi Bagi Kaum Miskin.
Bila sang pemimpin sosialis ini mampu membuat kemakmuran bagi rakyatnya dengan Semboyan “Lanjutkan” Revolusi Bagi Kaum Miskin, lalu bagaimana dengan Lanjutkan versi Indonesia dibawah pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono ? sekedar gambaran, Rezim Orde Baru yang memerintah selama 32 tahun meninggalkan utang pemerintah tahun 1998 sebesar Rp.553 triliun, bertambah pada tahun 2005 menjadi Rp 1.282 Triliun di lanjutkan lagi Hutang makin membengkak sampai hingga bulan Juli tahun 2011.
Total utang pemerintah Indonesia ke luar negeri bertambah sebesar Rp 56,79 triliun, Tambahan pinjaman ini menjadikan total utang negara berjumlah Rp 1.733,64 triliun dan saat ini utang luar negeri kita justru mengalami peningkatan yang sangat tajam dan sudah tembus pada kisaran 1950 Triliun Rupiah. Mau di bawa kemana negeri ini oleh para pemimpin-pemimpin yang kerjanya cuma bohongin rakyat saja. Terbukti semboyan lanjutkan, terwujud dalam bentuk kenaikan hutang Indonesia yang semakin membengkak, belum lagi lanjutkan-lanjutkan lain yang belum terwujud.
TERIRING UCAPAN DUKA,
“KEPADA PARA PEMIMPIN INDONESIA, JANGAN LANJUTKAN HUTANG KITA”
Berita Lainnya :
* Petani China Tidak Punya Celana Kolor
* Skenario Jahat Kembali Ke Masa Lalu
* Presiden SBY Kalah Telak Enam Kosong
* Indonesia Butuh Pemimpin Berwatak Mandiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H