Mohon tunggu...
Agus Sutondo
Agus Sutondo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aku Tetap Sayang dan Cinta Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bau Busuk DPRD Jakarta di Pelantikan Jokowi

27 September 2012   10:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:36 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luar biasa memang dampak opini melalui pemberitaan kompasiana terhadap rencana anggaran Biaya Pelantikan Jokowi-Ahok Hampir Satu Milyar. Biaya pelantikan mendekati angka 1 milyar rupiah tersebut, merupakan anggaran yang sangat besar bila diperuntukan hanya untuk acara seremonial saja, lalu untuk apa sajakah anggaran pelantikan dengan nilai sebesar itu ? penulis pernah punya pengalaman beberapa kali diundang dalam acara pelantikan Kepala Daerah dan yang namanya acara pelantikan Kepala Daerah hampir sama juga dengan acara pelantikan pemutasian pegawai. Bedanya hanya masalah banyaknya undangan dan acara ramah tamah berikut makanan dan minuman untuk para tamu undangan.

Coba kita hitung secara sederhana, Katakan jumlah undangan mencapai 2000 orang itu pun sudah termasuk jumlah anggota DPRD Jakarta. Berarti rinciaanya kurang lebih dibutuhkan 2000 kartu undangan dan kesiapan untuk kebutuhan makan dan minum bagi 2000 tamu undangan. Tak ingin merinci secara detail namun setidaknya kita bisa berhitung secara matematis tak akan mencapai 300 Juta

Hal ini ternyata terbukti, setelah mendapat kritikan sangat tajam dari masyarakat, Sekretariat DPRD DKI Jakarta akhirnya menurunkan anggaran menjadi 499 Juta, ini pun sudah turun sebanyak dua kali. Awalnya hanya turun menjadi 626 Juta, Namun, angka 626 juta tersebut dinilai masih cukup tinggi. Sekwan pun kemudian menggelar kembali rapat bersama Komisi A DPRD DKI. Akhirnya, pada rapat tahap kedua dilakukan pemangkasan lagi sebesar 127 juta.

Anggaran pertama yang dipangkas tersebut adalah anggaran yang sipatnya mengada-ada dan mubazir, misalkan Anggaran Untuk Artis Penyanyi Sebesar 160 Juta, Anggaran untuk Paduan Suara senilai 99 Juta, Anggaran untuk SoundSystem sebesar 75 juta, Anggaran untuk dokumentasi dan dekorasi sebanyak Rp 70 juta dan anggaran untuk sewa Keroncong Tugu sebesar 20 juta. Jadi total untuk anggaran musik, artis, sound system, keroncong dan lainya mencapai angka 424 Juta.

Begitu juga Pemangkasan anggaran tahap kedua sebesar 127 juta itu terdiri dari, dihilangkannya anggaran snack tamu undangan sebesar 77 juta. Kemudian, konsumsi untuk petugas pengamanan sebanyak 500 orang dikurangi menjadi 250 orang saja, sehingga anggaran yang dihemat untuk konsumsi sebesar 50 juta, total anggaran yang dipangkas menjadi 551 Juta atau sekitar 52,46 persen dari alokasi anggaran aawal sebesar 1.05 Milyar dan saat ini anggaran yang diperuntukan adalah 499 Juta dari 1.05 Milyar.

Hebat banget, turunnya langsung drastis 52.46 persen dari total anggaran, Perencanaan anggaran pelantikan yang tidak proposional ini, memang terbukti adanya unsur Mark Up anggaran, karena rencana kebutuhan dan harga tidak dilakukan dengan baik. Masa hanya untuk pelantikan saja mesti manggil artis dan sewa alat musik yang biaya ratusan juta rupiah.

Kalau seandainya tidak ada opini publik yang mengkritisi tentu alokasi anggaran awal ini akan berjalan mulus. dampak dari publikasi, terbukti dapat menghemat anggaran dan kerugian keuangan negara dapat diminimalisir. Padahal Anggaran 499 Juta yang disepakati sekarang ini juga sebenarnya masih sangat besar dan tidak realistis.

Melihat fakta ini, setelah pesta demokrasi Pemilukada Jakarta selesai, maka giliran anggota DPRD DKI Jakarta yang menghamburkan-hambur uang pajak rakyat hanya untuk seremonial kemewahan saja, tanpa peduli memikirkan kemacetan, banjir, dan lain-lainnya, Untungnya bau busuk DPRD ini terendus oleh masyarakat.

Salam Kompasiana :

Gubernur Jakarta Bukan Pendekar Si Pitung

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun