Mohon tunggu...
Agus Sutondo
Agus Sutondo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aku Tetap Sayang dan Cinta Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Gelora Cinta di Atas Kapal Perang Malaysia

13 Februari 2014   13:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:52 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal Perang Malaysia

Bukan hanya sekali, Norma datang menemaniku berniaga diatas jembatan penyebrangan. Bahkan setiap akhir pekan, norma selalu hadir menemaniku. Hingga bila bukan hari libur, terkadang ada rasa rindu dan selalu mengharapkan kehadirannya. Ah, norma memang sangat beda dengan puluhan wanita yang pernah kukenal dalam kehidupanku, Norma terlihat begitu tulus menyayangiku, begitu penuh perhatian terhadapku. Apalagi selama ini aku memang belum pernah mengalami masa-masa indah romantisnya para remaja. Norma memang sudah terus terang menyatakan rasa sayangnya padaku, Norma juga tidak pernah meminta jawaban dariku. Setiap kali kita bertemu pada akhir pekan, norma lebih banyak bertanya tentang budaya Indonesia, tentang alam Indonesia dan segala macam tentang Indonesia. Bahkan Norma pernah berkata bahwa suatu saat nanti dia berharap bisa keliling Indonesia dan dia ingin aku bisa menemaninya. Norma juga banyak cerita tentang keluarganya dan kehidupannya di Singapura. Dari cerita norma itulah, akhirnya aku jadi tahu bahwa Norma termasuk anak keluarga kelas menengah atau boleh dibilang berasal dari keluarga berkecukupan. Tak terasa sudah hampir sebulan aku di Kota Johor Bahru, hingga pada suatu hari di akhir pekan, ketika aku sedang makan siang bersama Norma, Aku coba menyampaikan hal ini padanya. Norma, beberapa hari lagi, ijin tinggalku akan habis, aku berencana ingin pergi ke Thailand, Norma nggak marah kan sama aku, Agus janji akan selalu mengabarimu. Norma terlihat menundukkan kepala, entah apa yang ada dipikirannya, tapi aku bisa menebak, sepertinya dia sangat sedih karena akan berpisah denganku. Tiba-tiba norma menatap wajahku dan terlihat air matanya mengalir membasahi pipinya. Gus, kenapa secepat itu kamu harus pergi ke Thailand padahal dagangan agus di Johor begitu ramai, Kalau saran norma, baiknya, agus tetap di Malaysia saja, masalah ijin tinggal, kan agus bisa balik lagi ke Singapura, Apalagi di sungai road juga dagangan agus ramai sekali pembelinya. Mau kan gus tetap tinggal di Johor. Mendapat jawaban seperti itu dari Norma, aku pun sempat terkejut. Kutatap wajah norma, tatapannya begitu sendu memandangku, seakan tak ingin kehilanganku. Ooh ya, usul kamu bagus juga yah, kenapa nggak terpikir sama aku, toh daganganku memang ramai sekali pembelinya, sayangkan kalau ditinggal. Memangnya norma mau dan tidak bosan menemaniku ? Gus, dengan senang hati, norma akan selalu menemani agus berniaga, Jadi agus setuju kan dengan saran Norma ? Setuju, setuju banget Norma, jawabku !!! norma terlihat senang sekali, karena aku setuju dengan sarannya. Dan terlihat wajahnya kembali ceria. Karena saran Norma, tak terasa sudah hampir 4 bulan aku bolak-balik antara Johor dan Singapura, kadang norma juga pernah menemaniku pergi ke Singapura dan kami berdua menikmati perjalanan itu dengan indahnya, sambil sesekali berjalan kaki menyusuri jembatan perbatasan dengan penuh keceriaan. Hingga pada suatu hari, ketika masa tinggalku di Singapura telah habis dan kebetulan Norma tidak menemaniku. Nasib sial menimpa diriku, Aku diperiksa oleh petugas imigrasi Johor, karena pada saat itu sedang ada operasi mendadak. semua berawal dari tertangkapnya salah satu warganegara Indonesia yang tertangkap basah menyuap petugas imigrasi Johor, Didalam paspornya terselip uang 50 ringgit. Suap seperti ini memang sering dilakukan oleh orang Indonesia yang ingin pergi ke Johor dari Singapura, umumnya mereka ini adalah para pekerja Indonesia yang hanya sekedar numpang lewat saja ke Johor, pagi meninggalkan Singapura menuju Johor, sorenya mereka sudah balik lagi ke Singapura. Aku juga bingung, kenapa aku bisa ikut-ikutan di periksa oleh petugas imigrasi, apakah karena pasporku juga terlihat, adanya cap bolak-balik Johor dan Singapura. Ternyata dugaanku tidak meleset, Petugas imigrasi menanyakan kenapa bolak-bolak Johor dan Singapura ? Bingung juga aku mendapat pertanyaan seperti itu, Biasanya bila aku menyebrang ke Johor bersama norma, tidak pernah ada masalah. Karena agak bingung, mau kujawab bertemu saudara, nggak mungkin apalagi kalau kujawab mencari kerja, juga nggak mungkin. Akhirnya kujawab apa adanya, kalau kedatanganku ke Johor untuk berniaga sambil memperlihatkan peralatan dagangku. Jawaban jujur dan polos itu ternyata berbuah pahit, petugas imigrasi marah-marah padaku !!! Akhir dari interogasi ini berbuntut panjang, pasporku di cap blacklist oleh petugas imigrasi di Johor, aku disuruh balik lagi ke Singapura !!! Lega rasanya ketika hanya pasporku yang di blacklist, masih untung aku nggak di karantina, toh masalah paspor masih bisa kubuat lagi di pulau batam pikirku. Setelah pemeriksaan selesai, bergegas aku keluar dari ruangan pemeriksaan imigrasi di Johor dan berencana balik lagi ke Singapura dengan berjalan kaki menyebrangi jembatan yang biasa kulalui berdua dengan norma. Hingga sesampainya di pemeriksaan petugas imigrasi Singapura, nasib sial menimpaku lagi, aku juga di interogasi oleh petugas imigrasi yang memeriksa pasporku !!! sambil marah-marah, petugas imigrasi mengatakan, anda belum beberapa jam meninggalkan Singapura, sekarang sudah ingin datang lagi, tujuan anda datang ke Singapura untuk apa !!! Anda tidak boleh lagi masuk ke Singapura !!! Bingung juga aku mendapat pertanyaan seperti itu, Maaf pak, saya ditolak masuk Johor, saya ingin pulang ke Indonesia, maaf pak beri saya ijin satu hari saja di Singapura, nantinya saya langsung menuju ke pelabuhan, jawabku sambil memelas pada petugas imigrasi !! Tidak bisa, anda tidak boleh masuk Singapura lagi, bentak petugas imigrasi !!! Petugas akhirnya menyuruhku keluar dari barisan antrian. Bingung juga aku, mau kemana lagi, masuk Johor ditolak, masuk Singapura juga di tolak, untungnya aku tidak sendirian, banyak kawan senasib yang mengalami nasib apes yang sama seperti diriku. Pada saat itu untungnya ada salah satu kawan seperjalanan yang menyarankan agar kita menunggu keesokan harinya ketika pergantian jaga petugas imigrasi. Akhirnya setelah begadang semalaman, keesokan harinya ternyata saran kawan seperjalananku itu benar juga, aku dan kawan-kawan senasib akhirnya diperbolehkan masuk Singapura lagi namun dengan catatan hanya satu hari saja. Sesampainya di pulau batam, tanpa membuang waktu lagi, aku membikin paspor baru lagi dengan bantuan temanku yang kebetulan sering mengurus pembuatan paspor di pulau batam. Tak lupa, aku mengabarkan pada norma tentang apa yang terjadi pada diriku hingga aku harus balik lagi ke pulau batam, tak lupa aku sampaikan bahwa aku sudah bikin paspor baru dan berencana untuk tinggal sementara dulu di tanjung pinang untuk berdagang disana. Norma memang sudah pernah pergi ke tanjung pinang bersama teman-temannya untuk berlibur. Norma juga sudah tahu dimana tempat aku berniaga. Tapi aku nggak menduga, ketika aku sedang asyik berdagang di tanjung pinang, tiba-tiba seperti biasa, terdengar suara halus menyapaku, halo agus, boleh Norma nemanin kamu dagang !!! Wah, kaget juga aku mendengar sapaan khas norma, Wah, norma, kamu sama siapa kemari, tanyaku ? Norma sendiri gus, Norma sengaja ingin ketemu agus, jawab norma. Waduh, kamu berani ya sendiri, jawabku ? Agus juga berani kok sendiri mengembara, jawab norma !!! tapi beda norma, aku kan laki-laki sedangkan kamu perempuan, jawabku !!! nggak apa-apa gus, Norma sudah ijin sama orangtua kok !!! Loh memang berapa lama kamu ingin tinggal di tanjung pinang, jawabku ? dua hari gus, nggak apa-apa kok, norma sudah biasa pergi ke tanjung pinang bersama teman-teman, jawab norma. Entah karena senang bertemu lagi dengan Norma, begitu juga sebaliknya dengan Norma, tak lama kemudian kami berdua asyik melayani pembeli yang memang sangat ramai di Tanjung Pinang. Tak lama kemudian, tiba-tiba datang serombongan anak-anak muda menghampiri tempatku berdagang, anak-anak muda ini terlihat senang sekali dengan daganganku, ada yang mesan 5, 6 bahkan ada yang sampai 10 gelang. Terlihat mereka sangat sabar menunggu ditempat daganganku, akhirnya dari bincang-bincang dengan mereka, ternyata anak-anak muda ini adalah Tentara Laut Diraja Malaysia yang sedang melakukan kunjungan ke Tanjung Pinang, ada 3 Kapal Perang Malaysia sedang bersandar di pelabuhan Tanjung Pinang yang memang tidak begitu jauh dari tempatku berdagang. Anak-anak muda ini sempat bertanya, siapa gadis yang menemaniku berdagang ? Ooh, ini Norma, dia pacar saya, dia gadis dari Singapura dan sekarang sedang berlibur ke Tanjung Pinang, jawabku dengan polos, kulihat Norma tersenyum manis memandangku, entah apa yang ada dipikirannya, ketika kubilang norma adalah pacarku. Anak-anak muda Tentara Laut Diraja Malaysia itu sempat memandang Norma, mungkin antara percaya dan tidak percaya ? Namun keraguan mereka pun akhirnya cair ketika Norma mengatakan hal yang sama, bahwa dia adalah kekasihnya aku. Kami pun akhirnya memperkenalkan diri masing-masing. Suasana begitu akrab diantara kami semua, ternyata anak-anak muda Tentara Laut Diraja Malaysia ini sangat baik, hingga salah satu diantara mereka menawarkan diri padaku, mengajak aku dan norma untuk membut gelang pesanan mereka diatas kapal perang, mereka juga bilang, pasti teman-temannya banyak yang suka dengan hasil karya gelangku ini. Kaget juga aku mendapat tawaran seperti itu dari anak-anak muda Tentara Laut Diraja Malaysia. Awalnya aku sempat menolak dan mengucapkan terima kasih atas tawarannya, tapi karena didesak terus oleh anak-anak muda itu, Dan Norma pun mengangguk setuju, maka berangkatlah kami menuju pelabuhan Tanjung Pinang tempat 3 Kapal Perang Malaysia berlabuh. Setibanya diatas kapal perang, aku dan norma disambut luar biasa oleh teman-teman anak-anak muda Tentara Laut Diraja Malaysia itu, bahkan seijin komandan kapal, akhirnya aku dan norma dipersilahkan membuat gelang pesanan mereka. Ternyata seluruh anak-anak muda Tentara Laut Diraja Malaysia ini sangat antusias memesan gelangku, bahkan komandanya sendiri juga ikut-ikutan memesan. Namun lebih dari itu, tanpa diduga sama sekali ternyata semua Tentara Laut Diraja Malaysia di 3 Kapal Perang Malaysia itu memesan gelang yang sama. Aku dan Norma cuma bisa bengong, antara percaya dan tidak percaya, akhirnya kami berdua mengerjakan gelang pesanan para Tentara Laut Diraja Malaysia diatas Kapal Perang Malaysia. Bahkan kami berdua disediakan makan dan minum layaknya seorang tamu kehormatan. Disaat kami sedang mengerjakan pesanan para tentara angkatan laut malaysia, Dan disaat kami hanya berdua, kulihat Norma tetap semangat membantuku, tak ada rasa malu, takut bahkan dia tetap tersenyum manis padaku. Saat itulah, sambil memegang tangan norma, aku berani mengatakan, Norma, Aku begitu terharu melihat perhatianmu yang sangat besar padaku, terima kasih ya atas perhatianmu, atas saran-saranmu. hingga akhirnya kita berdua bisa ada di atas kapal perang ini. Norma, kamu nggak marahkan, aku juga sayang dan cinta pada Norma, aku juga nggak mau kehilangan kamu. Sambil berkata seperti itu, kulihat wajah Norma, terlihat dia meneteskan air mata. sama gus, norma juga sayang dan cinta sama agus, jangan tinggalin norma ya gus !!! Yah Norma, aku janji tidak akan meninggalkanmu, Diatas Kapal Perang Malaysia ini, semoga cinta kita berdua terpatri dalam hati. Bolehkan, aku cium kening kamu, tanyaku pada norma. Terlihat Norma mengangguk sambil memejamkan mata. Dunia serasa milik kami berdua, gelora cintaku bersama Norma semakin tumbuh dan bersemi, Gelora cinta dua sejoli namun beda negara, Indonesia dan Singapura, tapi harus berada di atas Kapal Perang Malaysia sebagai saksi bisu perjalanan cinta kami berdua. Kini kami berdua memasuki babak baru sebagai sepasang kekasih yang mencoba menembus batas perbedaan itu. Hatiku kini menari karena berseminya cinta, ada Norma sang kekasih yang telah menyemarakan kehidupanku. Norma dengan pesona kecantikannya, Senyum manisnya dan tentunya dengan cinta tulus yang diberikannya padaku. Cinta memang datang dan pergi dari arah yang tidak terduga, Norma bukan hanya sekedar gadis cantik melayu Singapura namun Norma ternyata lebih dari itu, Norma tidak seperti gadis lainnya yang pernah ketemui, Selanjutnya kisah nyata perjalanan hidupku ini bersambung pada artikel dengan judul Dikejar-kejar Polisi Diraja Malaysia Cerita diatas adalah rangkaian cerita bersambung dibawah ini : * Asmara di Tapal Batas Antara Johor dan Singapura * Nekad Berdagang di Orchard Road Singapura * Perjalanan Keliling Dunia Melalui Singapura * Pacaran Dengan Gadis Cantik Singapura * Mahligai Asmara di Jembatan Cinta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun