Mohon tunggu...
Agus Sutondo
Agus Sutondo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aku Tetap Sayang dan Cinta Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tes DNA Makam Menteri Orba Akan Dibongkar

9 November 2012   09:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:43 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berawal sebagai bintang tamu pada acara kampanye partai penguasa Orde Baru hingga terjalinnya hubungan asmara serta berlanjut dengan pernikahan siri pada 20 Desember 1993. Tak lama kemudian lahirlah sang jabang bayi tercinta yang diberi nama Muhammad Iqbal, buah kasih sayang dari pernikahan siri antara Moediono dan Machica Mochtar.

Pernikahan siri ini yang tidak terpublikasi, harap maklum waktu itu zamannya orde baru semua serba tertutup jangan harap berita buruk atau sekedar berita sensasi yang melibatkan pejabat-pejabat orde baru akan mudah terpublikasi, sistim waktu itu memang dibuat sedemikian rupa siapa yang berani melawan tentu akan berakibat sangat fatal.

Ketika orde baru tumbang, pelan tapi pasti semakin nyata didepan mata bahwa ternyata bukan hanya pondasi ekonomi kita yang memang sesungguhnya sudah porak poranda akibat pesta pora membabi buta para penguasa orde baru demi kepentingan pribadi maupun kelompoknya namun lebih dari itu banyak fakta-fakta lain yang dulu sangat tertutup kini semakin terbuka lebar, salah satunya adalah hubungan asmara antara Moediono mantan menteri sekretaris Negara era orde baru dengan penyanyi dangdut Machica Mochtar.

Perjuangan untuk mendapatkan pengakuan hak sebagai anak kandung dari hubungan asmara tersebut akhirnya mendapat titik terang setelah pengadilan agama Jakarta Selatan mengabulkan permohonan penyanyi dangdut itu untuk membongkar makam Moerdiono guna dilakukan tes DNA sebagai bukti adanya hubungan biologis. Jika hasil tes DNA identik maka itu menjadi bukti tak terbantahkan bagi Machica Mochtar untuk menyebut Muhammad Iqbal sebagai anak kandungnya dengan almarhum Moerdiono.

Dengan dikabulkannya permohonan tersebut, Machica masih punya harapan untuk membuktikan ucapannya bahwa Muhammad Iqbal memang benar anak kandungnya dengan mendiang Moerdiono. "Saya sudah persiapkan (tes DNA) sejak 7 tahun yang lalu, sejak Pak Moer masih hidup, saya sudah mohonkan pengajukan tes DNA. Sekarang tinggal tunggu pelaksaan tes DNA itu," kata Machicha ketika menghadiri sidang dipengadilan agama Jakarta Selatan pada 7 Nopember 2012.

Seorang diri Machica Mochtar berjuang selama 7 tahun lamanya untuk mendapatkan status bagi anak semata wayangnya, perjuangan itu memang teramat berat apalagi dengan munculnya sebuah buku “Pak Moer - Poppy “The Untold Story” yang mana salah satu bagian dari buku yang ditulis oleh wartawan senior Derek mananka itu yang nadanya mempertanyakan kebenaran bahwa anak Machicha Mochtar adalah hasil hubungannya dengan Moediono.

Karena emosi terhadap isi buku tersebut, Machica siap membeberkan Video bercintanya dengan Pak Moerdiono, dengan sangat emosional machica sempat mengatakan, bila Video ini diputar, bisa pingsan itu keluarga Pak Moerdiono kata Machica. Namun mesti mengaku mempunyai Video hubungan intim dengan Moerdiono, Namun Machica sama sekali tidak mempunyai niat untuk menyebarkannya, baginya hanya perempuan bodoh yang menyebarkan aibnya sendiri kepada orang lain.

Berhasilkah perjuangan Machica untuk mendapatkan hak pengakuan anak semata wayangnya, walaupun pengadilan agama sudah memutuskan mengabulkan pembongkaran makam Almarhum Moerdiono untuk dilakukan tes DNA, tetapi tidak menutup kemungkinan upaya gagal dilakukan mengingat akan ada upaya banding yang akan dilakukan oleh keluarga Almarhum Moerdiono yang menolak upaya pembongkaran makam tersebut.

Bila makam ini ternyata jadi dibongkar dan berdasarkan hasil tes DNA terbukti bahwa Muhammad Iqbal adalah anak kandung Almarhum Moerdiono maka meminjam istilah pepatah popular bahwa serapih apapun menyembunyikan bangkai tetap akan tercium juga. Kasus ini bisa jadi pelajaran berharga terutama jangan mau nikmatnya saja tetapi ketika disuruh bertanggung jawab terkait pengakuan hak anak malah pura-pura tidak mau tahu.

Salam Kompasiana :

Dibawah Bayangan Pohon Beringin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun