Mohon tunggu...
Tamam irawan
Tamam irawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Teman Menulis

Memulai Perubahan Besar Dari Hal Yang Paling Sederhana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manusia Tanpa Rasa Puas

11 Januari 2025   05:41 Diperbarui: 11 Januari 2025   05:41 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembuka 

Manusia tidak pernah memiliki rasa puas, ia selalu menginginkan lagi, lagi dan lagi. Ia tidak puas dengan harta yang dimilikinya maka ia meminta lagi, bekerja lebih kersa lagi. Ia tidak puas dengan penampilannya maka ia akan terus memperbaiki dan menyempurnakan-nya. Ketika mulai melirik orang lain dengan rasa iri maka ia akan terus meniru gaya hidupnya tanpa henti, tanpa ada batas, tanpa ada yang bisa menghalanginya kecuali dirinya sendiri.

Artinya memiliki "Rasa Puas" adalah hal penting yang harus dimiliki oleh setiap orang, hal itu ditujukan supaya kita bisa lebih bersyukur dengan nikmat yang selalu Allah berikan.

"Rasa Tidak Puas" adal cerminan dari sifat "Iri" didalam diri kita. Iri boleh tapi iri ada caranya. Sifat iri yang tumbuh dalam diri kita akan mendorong kita untuk melakukan sesuatu itu, ini adalah hal baik jika kita bisa mengendalikannya. Simak paragraf berikut untuk selengkapnya.

Isi

Tidak boleh kita iri pada hasil yang dimiliki oleh orang lain, teman punya tas baru kita iri dengannya. tetangga pakai baju baru kita iri, tidak mau kalah. Tetangga sebelahnya lagi punya motor baru kita iri, pengen yang lebih bagus untuk mengalahkannya. Ini bukanlah cara iri yang benar.

Lantas apakah ada "Iri" yang benar? Apakah iri benar-benar ada caranya?

Tentu saja, Iri adalah hal positif jika ditangan orang yang tepat. Jika ingin iri, Maka iri lah kepada jerih payah orang lain hingga ia bisa berpenghasilan, iri lah kepada orang lain yang senantiasa berjuang tanpa lelah, iri lah pada kerja keras orang lain hingga ia mendapat kesuksesannya, iri lah pada setiap langkah orang lain yang selalu menggiringnya menuju keberhasilan. Bukan malah iri kepada materi yang dia miliki.

Penutup

Dengan iri kepada setiap perjuangan orang lain kita akan memiliki dorongan yang terus membawa kita untuk terus berusaha semaksimal mungkin, bersaing dalam berusaha dan berikhtiar. Fastabiqul Khoiroot (Berlomba-lomba dalam kebaikan)

Berbeda Ketika kita iri pada materi, bukan kebaikan yang kita dapat. Justru rasa ketidakpuasan yang semakin besar akan tumbuh dan terus Membuat kita merasa kurang. Kepuasan tidak didapat, ketenaran hanya sesaat, rasa bersyukur mulai surut, dan pada akhirnya kita tersesat dalam keputusasaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun