Badrut Tamam
JEMBER,-Eksistensi ruang menjadi niscaya di dalam proses pembelajaran, akan tetapi bahasan tentang pengelolaan tata ruang secara lebih spesifik masih belum banyak disentuh dalam diskursus kekinian Manajemen Pendidikan Islam.
Pada sisi yang lain  menurut  Global Education Monitoring (GEM)  Report The United Nation Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menegaskan, bahwa di banyak negara tak terkecuali Indonesia, mutu pendidikan masih dalam kondisi senjang. Sinyalemen kendala kesenjangan itu masih menunjuk kepada  kualitas pendidikan yang masih belum merata. Bahkan dalam UU Sisdiknas pasal 42 ayat 2 secara substansi masih berbicara ruang  kebutuhan elementer  (standard)  belaka.  Bertolak  belakang  dan seperti berat  sebelah  jika dibanding dengan bahasan tentang kurikulum yang sering berubah dan diperdebatkan.
Kilasan pemikiran konsep-konsep yang telah digeluti oleh Dash, Bowers, dan Harrison dalam menjelajahi ruang an sich dan korelasinya terhadap minat belajar sebagaimana yang disampaikan oleh Mazer, memungkinkan untuk dijadikan sebagai rujukan. Mengingat terjadinya  perkembangan teknologi yang begitu pesat  dan terjadinya disruption di hampir semua sendi kehidupan. Tak terkecuali dalam dunia pendidikan.Â
Menghadapi persoalan inilah dibutuhkan interprestasi-interprestasi baru tentang ruang belajar (learning space) yang harus bisa  lentur  (fleksibel),  renewed,  dan  up  to  date  dalam kaitan  terhadap  minat belajar siswa.
Dalam  perkembangan  lanskap  kekinian  pendidikan  di  Indonesia,  pondok pesantren (PP) adalah sebuah realitas lembaga pendidikan asketis yang di dalam praktik belajar mengajar membutuhkan ruang belajar (learning space) yang kondusif guna menunjang proses dan minat dalam menutut ilmu keagamaan.
Berdasarkan hasil penelitian di lingkungan pondok pesantren oleh Istifadah yang merupakan mahasiswi Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Program Doktoral S3 Pascasarjana Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember ini memandang bahwa realitas terkini, meskipun pada awalnya berangkat dengan segala keterbatasan, pondok pesantren (PP) adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang makin berkembang dan mendapat apresiasi positif dari masyarakat. Disisi lain  untuk  untuk  menjaga  eksistensinya  sebagai  sub  kultur  dan  lembaga pendidikan yang unik dan khas  maka akan dibutuhkan  spatial action pengelolaan tata ruang dalam menunjang segala aktifitasnya.
"Merujuk kepada pandangan ini, maka pengelolaan tata ruang (space management) menarik untuk diteliti karena menunjukkan adanya indikasi keberlangsungan wasted space dan gejala undirected,"ujar Istifadah dihadapan dewan penguji ujian terbuka disertasi, Kamis pagi, (23/09/2021) bertempat di ruang ujian pascasarjana lantai 2 jalan Mataram No. 01 Mangli.
Badrut Tamam