Mohon tunggu...
Tamam Malaka
Tamam Malaka Mohon Tunggu... social worker -

pejalan yang menyukai sunyi tetapi pun menyenangi keramaian alam pikir umat manusia

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menangkap Peluang Emas di Muktamar NU

5 Agustus 2015   21:38 Diperbarui: 5 Agustus 2015   21:38 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="pribadi"][/caption]

Hari-hari ini masyarakat tanah air sedang memfokuskan konsentrasinya ke dua daerah, yaitu kota santri, Jombang. Satunya lagi adalah Makasar. Maklum sedang ada hajatan agung dua ormas terbesar, NU dan Muhammadiyah. Banjir manusia pun tumpah di dua lokasi tersebut.

Tetapi saya tak sedang tertarik mencatat isu-isu yang berlangsung di muktamar. Sudah banyak yang membahas. Saya tertarik mencatat sisi lain, yaitu sisi geliat bisnisnya. Kebetulan kemaren saya sempat jalan-jalan ke Tebuireng, salah satu lokasi muktamar NU dari empat lokasi lainnya.

Kendaraan sudah tampak melambat begitu memasuki jalan utama menuju pesantren Tebuireng. Di kiri-kanan pinggir jalan raya beberapa mobil terparkir. Peluang meraup uang melalui jasa pengamanan parkir. Para muktamirin tentu sangat terbantu dengan adanya jasa parkir ini. Mereka tak perlu bercemas ria soal penempatan dan berikut keamanannya.

Setelah shalat Magrib dan ritualitas, saya melanjutkan ziarah ke makam para pewaris Nabi, di mana makam pendiri NU bersemayam.

Ternyata suasananya tak begitu ramai, namun selang beberapa menit kemudian sontak banjir peziarah. Lokasi makam pun sesak. Saya jadi termangu-mangu sendiri.

Para Pengais Rezeki
Tumpahnya muktamirin (peserta muktamar) yang berasal dari berbagai daerah di tanah air menyita perhatian saya. Muncul rasa penasaran mengamati sejauhmana jumlah besar tersebut disambut para pengais rezeki.

Dan memang banyak lapak berdiri mengelilingi pesantren. Mulai dari busana, kuliner, alat dapur, kaos, hingga penjual batu akik.

Saya mulai makin penasaran menanyai mereka.

"Ya lumayan mas.  Hasilnya bisa dua kali lipat dari hari-hari biasa," tutur Satimin. Pedagang aneka aksesoris bertemakan ke-NU-an. Luar biasa. Ia jauh-jauh datang dari Bogor.

[caption caption="pribadi"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun