Mohon tunggu...
Tamam Malaka
Tamam Malaka Mohon Tunggu... social worker -

pejalan yang menyukai sunyi tetapi pun menyenangi keramaian alam pikir umat manusia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Banjir Manado, Media Heboh Foto Sosok Wanita

17 Januari 2014   10:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:45 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_316377" align="alignnone" width="680" caption="doc | tribbunnews.com"][/caption]

Sungguh dahsyat musibah yang melanda Kota Manado. Denyut kehidupan sontak mati suri. Saya bisa merasakan betapa ngerinya musibah alam ini. Di tahun 2006, gempa Jogja menjadi rekaman paling traumatik tersendiri bagi saya.

Saat bencana terjadi saya sedang selesai wudhu untuk melaksanakan shalat subuh. Mendadak bumi bergoyang, disertai getaran tanah dan bunyi menggerung. Tanpa pikir seribu kali, seketika saya berlari keluar. Sayang, saya salah posisi. Bukannya berlari ke lokasi yang aman, saya malah berlari ke garasi mobil. Masih sempat saya tertegun sejenak karena terheran-heran, menyaksikan mobil bapak Kos yang seperti melompat-lompat bak kaki kuda. Hanya seperkian detik, saya tiba-tiba sudah hilang kesadaran.

Ketika bangun, saya sudah dalam posisi dipapah dua orang sahabat. Saat mata membuka, tampak halaman gedung yang luas dan bertingkat-tingkat. Di halaman gedung, sudah bergeletakan ratusan orang di lantai dengan rintihan yang membuat saya bingung. Saya masih tak sadar apa yang terjadi sampai kemudian direbahkan di dalam gedung, beralaskan kardus. Di sekeliling, juga sudah banyak orang dengan kondisi serupa dengan saya. Beberapa saat teman saya berusaha mengingatkan kejadian, meski lama saya baru paham situasi.

Dalam posisi tak berdaya, dan badan yang tak mampu digerakkan karena tertimpa tembok, mendadak tanah bergetar. Gedung besar yang ternyata RS Bethesda itu, juga ikut-ikutan bergoyang. Disergap rasa takut yang cekam, saya melompat dan segera kabur mencari keluar.

Sebuah speaker kemudian terdengar, agar semuanya tetap tenang, karena situasi aman terkendali. Saya pun kembali merebah di alas kardus. Saat telah merebah, saya tersadar ada yang ajaib. Ya, bagaimana mungkin dalam kondisi badan yang remuk, barusan saya sanggup berlari dengan cepatnya?

[caption id="attachment_316378" align="alignnone" width="275" caption="gempa Jogja | doc | rausen.blogspot.com"]

1389929256213153270
1389929256213153270
[/caption]

Senyum Wanita Manado

Di tengah-tengah kepungan duka Kota Manado, di sejumlah BBM Group di Kota Manado, beredar foto seorang wanita yang sedang tenggelam dalam genangan banjir setinggi satu meter. Dalam foto tersebut, wanita ini mengangkat kedua tangan dengan simbol peace `V` sembari tersenyum.

[caption id="attachment_316379" align="alignnone" width="680" caption="doc | kompas.com"]

13899292911713837695
13899292911713837695
[/caption]

Diberitakan oleh Kompas.com, wanita tersebut tidak tampak sedih, tetapi justru tersenyum. Yang aneh dan unik, karena foto yang sebenarnya biasa-biasa saja ini malah menyebar di gadged dan BBM di Kota Manado. Bak selebritis, foto wanita ini seakan sedang menyiratkan perlunya tetap optimis dan merawat kebahagiaan meski sedang dikepung bencana. Barangkali, dari spirit untuk senantiasa tetap semangat tersebutlah maka foto wanita ini disukai banyak orang, sehingga lantas dibagi-bagikan.

Benar-benar mengharukan dan menginspirasi. Hanya via foto dan sebekal senyum, wanita ini telah menularkan secara meluas spirit agar tetap menjaga semangat dan ketenangan dalam situasi apapun.

Di Jogja sewaktu bencana dulu, bertebaran spanduk-spanduk warga yang membakar semangat warga Jogja agar kembali bangkit dan segera bangun dari kesedihan yang berlarut. Banyak bantuan sukarela masyarakat yang mengalir. Bahkan, ketegaran rakyat yang hebat mampu tembus hingga ke dunia luar, menyadarkan betapa rakyat NKRI tak selemah yang mereka sangka selama ini.

Ya, seringkali semangat dapat melahirkan keajaiban hidup baru setelah musibah. Ya, seperti keajaiban semangat untuk bertahan yang saya alami. Keinginan bertahan, meski badan remuk tak bisa gerak, tiba-tiba dengan dorongan semangat kuat, muncul keajaiban yang mampu membuat berjalan cepat seperti tak pernah terjadi apapun pada badan.

Sungguh, saya bangga jadi bagian dari rakyat negeri ini. Rakyat yang tak mudah patah arang. Selalu bangkit manakala jatuh. Selalu dapat menemukan kearifan di balik kegelapan. Warga Manado, jaga semangat. Kami, saudara-saudaramu, selalu berada serta dalam ketegaranmu...

[caption id="attachment_316380" align="alignnone" width="300" caption="doc | juarsa.wordpress.com"]

1389929349133443394
1389929349133443394
[/caption]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun