[caption id="attachment_331175" align="aligncenter" width="530" caption="politik.news.viva.co.id"][/caption]
Banyak pihak terbelalak. Suara PKB ternyata tidak kempes seperti diperkirakan banyak pengamat. Apa rahasianya? Tidak sedikit yang bilang ini karena efek kuat dari Rhoma Irama. Benarkah?
Sejak awal saya merasa optimis dengan suara PKB setelah masuknya Mahfudh MD. Sebab, di zaman seperti sekarang ini Parpol sudah kehilangan pamornya. Rakyat makin kehilangan trust atas janji-janji manis Parpol. Karena itu, para Caleg jika ingin suaranya terdongkrak maka harus habis-habisan.
[caption id="attachment_331174" align="aligncenter" width="318" caption="waspada.co.id"]
Pemilu 2014 sangat berbeda denganpemilu-pemilu sebelumnya. Media massa memiliki pengaruh yang sungguh luar biasa dalam proses pematangan nalar politik rakyat.
Dalam hal ini, untuk mendulang banjir bandang suara, Parpol tidak lagi bisa hanya mengandalkan kampanye dan pencitraan diri. Sebab rakyat sudah mual dan muntah-muntah dengan pencitraan. Kini mereka membutuhkan yang namanya aksi nyata. Konkrit dan bisa langsung bisa dirasakan. Karena alasan inilah menurut saya, mengapa Jokowi menjadi amat keren di mata masyarakat dengan blusukannya.
Dalam konteks suprises suara PKB, saya setuju dengan pendapat Yusuf Chidhori, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKB Jawa Tengah. Sebagaimana dilansir kompas.com, pria yang lekat dipanggil Gus Yusuf tersebut mengatakan bahwa prestasi suara PKB tak terlepas dari peran masuknya Mahfudh MD.
"Pak Mahfud telah bergulat membangun sentimen Nahdliyin untuk kembali ke PKB. Dia (Mahfud) masuk ke pesantren-pesantren Nahdlatul Ulama sampai ke desa terpencil untuk meyakinkan bahwa rumah politik warga NU adalah PKB.” Papar Gus Yusuf.
Kehadiran sosok mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut, imbuh Gus Yusuf, telah mengobati kerinduan masyarakat, kalangan Nahdiyin khususnya, terhadap keberadaan sosok Gus Dur yang telah lama wafat.
“Mahfud juga mampu meningkatkan semangat warga Nahdliyin di luar Pulau Jawa, antara lain Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan Maluku,” tegasnya. Gerakan Gus Dur dengan masuk ke gereja-gereja utama di Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Timur, jelas Gus Yusuf, mengabarkan PKB membawa semangat pluralisme yang dikampanyekan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. “Maka tak berlebihan kiranya kalau kita menganggap Pak Mahfud adalah penerus dan pengobat rindu pada sosok Gus Dur,” ujarnya.
Posisi Mahfud MD, jelas Gus Yusuf, sebagaimana hasil survei SMRC pimpinan Saiful Mujani, nama Mahfud menempati ranking pertama sebagai pemimpin yang paling berkualitas.
Selain dampak suara dari Mahfud, Gus Yusuf juga mengakui juga berasal dari kehadiran Jusuf Kalla dan Rhoma Irama. "Rhoma Irama selalu mampu menyedot pengunjung kampanye. Dia sangat populer, meski elektabilitasnya rendah," katanya.
Saya kira, parpol-parpol yang lain juga mengalami hal yang serupa. Naik-turunnya suara mereka, juga amat tergantung dengan sosok yang diyakini masyarakat benar-benar memenuhi kriteria sebagai sosok pemimpin yang tulen. Amanah. Dan memiliki kesungguhan dalam menata bangsa di masa-masa mendatang.
[caption id="attachment_331173" align="aligncenter" width="451" caption="semarang.bisnis.com"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H