Mohon tunggu...
Tamalia Wahyu Utami
Tamalia Wahyu Utami Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PPG Prajabatan 2023

Calon guru profesional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengakomodasi Keunikan Peserta Didik melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

23 September 2023   08:59 Diperbarui: 2 Oktober 2023   05:30 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo, ini Tami. Salam Edukasi! Salam Bahagia!

Artikel pertama yang saya buat ini akan membahas mengenai pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang memberikan keleluasaan dan mampu mengakomodasi kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik yang berbeda-beda.

Setiap peserta didik memiliki minat yang berbeda-beda. Ada peserta didik yang minatnya dalam bidang musik, olahraga, sastra, sains, dan sebagainya. Perbedaan minat ini juga memiliki keterkaitan dengan teori multiple intelligences yang dikembangkan oleh Howard Gardner pada tahun 1993. 

Menurutnya, setiap manusia memiliki 9 kecerdasan, yaitu kecerdasan naturalis, kecerdasan logika-matematik, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan musikal-ritmis, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan eksistensial. Peserta didik yang kecerdasan musikalnya lebih dominan cenderung memiliki minat yang tinggi terhadap musik. Sedangkan peserta didik yang memiliki kecerdasan linguistik lebih dominan, cenderung memiliki minat yang tinggi terhadap dunia menulis. Perbedaan minat inilah yang perlu diakomodasi oleh guru agar kebutuhan belajar peserta didik dapat terpenuhi.

Bagaimana cara seorang guru dan calon guru agar dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi? Saya akan menjelaskan dengan contoh berikut.

"Bu Tami ingin mengajarkan tentang sel hewan dan tumbuhan kepada peserta didiknya. Ia kemudian melihat catatan yang dimilikinya bahwa di kelasnya ada 8 peserta didik yang memiliki hobi menulis, 9 peserta didik menyukai kegiatan sains seperti praktikum, 6 orang senang bermain musik, dan 7 orang lainnya suka membuat konten video. Setelah memberikan pertanyaan pemantik tentang sel hewan dan sel tumbuhan, Bu Tami meminta peserta didiknya untuk berkelompok sesuai minat kemudian berdiskusi tentang materi sel hewan. Setiap kelompok memaparkan hasil diskusinya berdasarkan kegiatan yang mereka minati. Ada kelompok yang menjelaskan sel hewan dengan memaparkan hasil praktikum menggunakan mikroskop, ada kelompok yang memaparkan hasil diskusi dengan membuat lagu tentang sel tumbuhan, dan sebagainya. Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusi dengan beragam karya sesuai minatnya."

Contoh di atas merupakan aplikasi dari pembelajaran berdiferensiasi dengan melakukan pemetaan minat peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi yang mempertimbangkan minat peserta didik dinilai mampu membantu peserta didik menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan keinginan mereka sendiri untuk belajar, menjukkan hubungan antar semua mata pelajara, menggunakan ide atau hobi yang familiar dengan diri mereka sendiri untuk mempelajari pengetahuan baru, dan tentunya dapat meningkatkan motivasi peserta didik.

Selain pembelajaran yang mempertimbangkan minat peserta didik, para guru dan calon guru juga dapat mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi yang mempertimbangkan kesiapan belajar peserta didik serta profil belajar peserta didik.

Yuk! Bapak/Ibu guru dan calon guru, mari mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi supaya kebutuhan belajar peserta didik dapat terpenuhi. Tetap semangat, dan Salam Edukasi! Salam Bahagia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun