Bartolomeus adalah salah satu dari dua belas rasul Tuhan Yesus. Namanya disebut di urutan rasul ke enam dalam injil sinoptik (bdk Matius 10:3; Markus 3:18; Lukas 6:14). Para pakar meyakini Bartolomeus suka mempelajari taurat sebagai cara awal ia mengikuti Tuhan Yesus hingga menjadi saksi kebangkitanNya. Selain dicatat sebagai rasul, ia juga adalah seorang martir. Menurut Legenda ia dikuliti hidup-hidup karena membuat seorang raja dari Albanopolis bertobat. Dalam seni, Bartolomeus sering digambarkan dengan janggut dan rambut putih keriting pada kemartirannya.Â
Tidak ada informasi khusus dan pasti mengenai nama Bartolomeus dalam daftar dua belas rasul Tuhan Yesus. Dia tidak pernah menjadi pusat perhatian dalam kisah, sebab hanya disebutkan dia adalah rasul di urutan keenam. Bartolomeus sebenarnya nama yang dirumuskan dengan rujukan yang eksplisit diambil dari nama ayahnya (patronymic). Ini adalah sebuah nama dalam bahasa Aram, bar Talmay, yang artinya kurang lebih adalah "putra dari Talmay". Kata "bar" artinya sama seperti penggunaan kata bin atau binti untuk menyatakan keterangan antara nama seseorang dan nama ayahnya atau ibunya. Injil tidak memperkenalkan Talmai kepada kita. Tapi mungkin nama ini diambil dari nama Raja Talmai dari Gesur (bdk. 2 Sam 3:3). Menurut St. Hieronimus, Bartolomeus adalah satu-satunya rasul Tuhan Yesus dari kalangan bangsawan. Sebab keluarga Bartolomeus dipercayai memiliki hubungan dengan keluarga Pittolomeus (keluarga yang terkenal berkuasa di Mesir).
Dalam Injil Yohanes, Bartolomeus diidentifikasikan dan disebut sebagai Natanael : yang artinya "Allah akan memberikan" (bdk. Yoh 1:45-49). Natanael berasal dari Kanna, Provinsi Galilea, daerah Israel Utara. Dia dipercaya adalah sahabat Rasul Filipus dari Betsaida, itulah mengapa ada identifikasi antara Natanael dan Bartolomeus sebagai sebuah nama dengan merujuk pada subjek yang sama. Sebab penempatan Natanael dalam kisah panggilannya mengikuti Yesus, sebagaimana dicatat dalam Injil Yohanes, Natanael berada setelah Filipus. Hal ini serupa juga seperti penempatan Bartolomeus yang selalu berada setelah Filipus dalam daftar para Rasul dalam Injil-injil lain.Â
Diawal kisah panggilan Natanael, penginjil bercerita kepada kita bahwa saat Yesus melihat dan mendekati Natanael, Yesus berseru: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" (Yoh 4:42). Hal ini menimbulkan keingintahuan Natanael dengan keheranan: "Bagaimana Engkau mengenal aku?", tetapi Yesus menjawab: "Sebelum Filipus memanggil memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara" (bdk. Yoh 1:48). Para pakar meyakini perkataan Yesus "Natanael berada dibawah pohon ara" mengandung arti merujuk pada "Natanael yang sedang mempelajari taurat". Faktanya tidak ada yang tahu pasti apa yang terjadi dalam peristiwa dibawah pohon ara tersebut. Tetapi jelas, perkataan Yesus tersebut telah menentukan hidup Natanael. Dengan pengakuan iman yang jelas dan indah Natanael menjawab: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja Israel!" (Yoh 1:49). Pengakuannya menjadi langkah awal yang penting dalam perjalanannya untuk setia mengikuti Tuhan Yesus. Sejak saat itu, Bartolomeus mengikuti Tuhan Yesus hingga menjadi rasul saksi kebangkitanNya. Selain itu, Nama Natanael juga disebut kembali setelah kebangkitan Yesus (bdk. Yoh 21:1-2). Yesus menampakan diri kepada Simon Petrus, Tomas, Natanael, anak-anak Zebedeus dan dua orang muridnya yang lain di tepi danau Tiberias ketika mereka pulang dari menangkap ikan.Â
Tidak ada informasi yang akurat mengenai aktivitas misi yang dilakukan Bartolomeus-Natanael ini. Namun ada beberapa sumber yang menyatakan bahwa dia pernah melakukan perjalanan ke beberapa daerah misi di Asia Barat. Menurut Tradisi Katolik, Eusebius dari Kaisarea menulis dalam Ecclesiastical History pada abad IV, setelah peristiwa Pentakosta, Bartolomeus menjadi Misionaris ke India dan meninggalkan salinan Injil Matius. Tradisi ini mengacu pada laporan Pantaenus pada abad ke-2 yang menemukan tanda kehadiran Bartolomeus di India. Studi yang dilakukan oleh Pastor A. C. Perumalil SJ dan Moraes menyatakan bahwa wilayah Bombay di pantai Konkan, yang kemungkinan adalah kota kuno Kalyan, merupakan wilayah karya kerasulan Bartolomeus.Â
Tradisi lain mencatat Bartolomeus menjadi misionaris dan melakukan perjalanan ke Ethiopia, Mesopotamia, Parthia dan Lycaonia. Bartolomeus bersama Yudas anak Yakobus dikenal membawa kekristenan ke Armenia pada abad I masehi. Singkatnya, Bartolomeus membawa Injil ke Armenia hingga membuat Raja Polyntius bertobat dan menjadi kristen. Hingga hari ini, Gereja Apostolik Armenia merujukan garis suksesinya dari Santo Bartolomeus Rasul.Â
Tradisi populer menyatakan bahwa Bartolomeus wafat sebagai martir di Albanopolis, Armenia. Bartolomeus dikuliti hidup-hidup dan disalib dengan kepala dibawah karena Bartolomeus berhasil membawa Raja Polymus (Raja Armenia) menjadi penganut kristen. Dibalik itu, Astyages, saudara dari raja Polymus tidak terima dengan iman yang dianut oleh Raja Polymus. Akibatnya, Astyages memerintahkan prajurit untuk mengeksekusi mati Bartolomeus.Â
Pada abad ke 4, jenazah Bartolomeus dipindahkan ke Roma, di pulau kecil ditengah sungai tiber. Sumber lain menambahkan, pada abad ke 6, seorang penulis di Konstantinopel, Theodorus Lector memperkirakan bahwa sekitar tahun 507, kaisar Bizantium Anastasius I Dicorus memberikan mayat Bartolomeus ke kota Daras di Mesopotamia. Pada abad ke-13 Biara Saint Bartholomew Monastery didirikan di Armenia pada tempat kemartiran rasul Bartolomeus di provinsi Vaspurakan di Greater Armenia (sekarang bagian tenggara Turki).
Akhirnya kita dapat mengetahui perjalanan hidup Santo Bartolomeus menjadi seorang pengikut Yesus kerap kali diwarnai dengan jalan yang tidak selalu mulus. Satu kata kunci yang dapat merangkum seluruh teladan kisah hidup Santo Bartolomeus adalah "ketaatan". Bagaimana seorang murid mengikuti guru dengan tulus dan sungguh-sungguh. Kita dapat membiasakan hidup dalam kebenaran daripada hidup dalam pembenaran. Kadang kala, sebagai pengikut Kristus kita harus berani mengevaluasi diri, sudahkan kita mengerjakan kebenaran dihadapan Tuhan dalam hidup sehari-hari? Bila kita tidak mengerjakan apa yang baik dihadapan Allah, bagaimana pula kita dapat menjadi baik dihadapan sesama? Sebab, Tuhan Yesus memuji hati Natanael dan berkata "Lihat, inilah orang Israel sejati, tidak ada kepalsuan didalamnya!" (Yoh 1:47). Oleh sebab itu, mari kita menjadi sama seperti Santo Bartolomeus yang hidup apa adanya tanpa kepalsuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H