Mohon tunggu...
Rahmi
Rahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student Of The State Islamic University Maulana Malik Ibrahim of Malang

Long Life Education

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menangani Perilaku Agresif pada Anak

14 November 2022   07:46 Diperbarui: 14 November 2022   07:57 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perilaku agresi merupakan suatu perilaku yang secara sengaja melukai atau menyakiti diri sendiri, orang lain, maupun objek/properti baik itu secara fisik maupun verbal. Adapun bentuk lain dari agresi ini adalah dengan sengaja menyebabkan kerugian fisik maupun psikologis. Definisi agresi sendiri dapat digambarkan dengan banyak kata, yang semuanya mengarah pada kerugian terhadap korban dan objek yang menjadi sasarannya. Tentu saja perilaku agresi ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa, namun juga dimiliki oleh anak. Contohnya anak yang suka menggangu temannya, mudah berkelahi, menyakiti teman sendiri, dan masih banyak lagi contoh lain yang mudah ditemui. Penyebabnya sendiri bermacam-macam, salah atau diantaranya adalah tontonan anak yang tidak di sortir dengan baik oleh orang tua sehingga anak terbiasa menonton tontonan yang menggambarkan kekerasan, dan bisa juga dikarenakan faktor lingkungan dimana anak sering melihat secara langsung kekerasan atau contoh sifat agresif lainnya di depan matanya. Penanganan Perilaku Agresi dan Kekerasan Pada Anak Mengatasi dan mengurangi sifat agresif dan kekerasan pada anak tentunya diawali dengan meniatkan untuk meluangkan waktu yang cukup untuk mengenalkan kepada anak apa saja bentuk-bentuk agresi itu dan memahamkan bagaimana sikap tersebut dapat memberi kerugian kepada orang lain maupun objek. Dalam proses ini, diperlukan teknik dan pendekatan yang komprehensif dan tentunya koordinatif. Beberapa diantaranya antara lain: 

1. Memahami dan menerima pribadi anak; hal ini bertujuan agar anak tidak merasa dihakimi dan lebih mudah dalam memahami apa yang disampaikan oleh orangtuanya mengenai efek dari yang dia lakukan. 

2. Ciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan memberikan pembelajaran yang fleksibel dan sesuai dengan kemampuan anak, hal ini bertujuan untuk memberi kenyamanan dan kesenangan pada anak. 

3. Arahkan anak untuk menyalurkan emosi atau perilaku agresi nya pada aktivitas yang lebih positif, dan beri motivasi untuk kegiatan lainnya secara bertahap. 

4. Ciptakan lingkungan non-agresi. Bagaimanapun kita memfasilitasi anak untuk mengurangi perilaku agresi, tidak akan berjalan dengan baik jika lingkungan tempat tinggal ataupun tempatnya beraktivitas masih dominan pada perilaku agresi. Maka, tugas orangtua adalah menyediakan atau menjauhkan anak dari lingkungan seperti itu, agar anak tidak menjadi terbiasa dan lebih mudah dalam mengembangkan sikap positif. 

5. Mengembangkan sifat empati. Sikap empati ini merupakan dasar dan acuan utama agar seseorang menjauhi sikap agresif. Maka, untuk menghindarkan anak dari sikap agresif, orangtua harusnya menumbuhkan sikap empati pada diri anak, agar anak lebih bisa menahan diri dari perbuatan yang merugikan tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun