Mohon tunggu...
Rahmi
Rahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student Of The State Islamic University Maulana Malik Ibrahim of Malang

Long Life Education

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sifat Pemalu yang Berlebihan pada Anak, Normalkah?

2 November 2022   19:54 Diperbarui: 2 November 2022   20:08 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image source : orami.co.id

Sebagai orangtua atau pengasuh, tentu saja sering kita temui anak-anak yang susah bergaul dengan orang-orang baru, bahkan cenderung menjauhi atau menarik diri dari pertemuan dengan anak lainnya. 

Di lain kasus, ada juga anak yang cenderung memiliki sifat pemalu yabng berlebihan, hingga sulit untuk diajak mengikuti beberapa kegiatan tertentu yang bertujuan untuk pengembangan bakatnya, seperti mengikuti lomba seperti fashion show, menari, dan lain sebagainya. Sebagian orangtua mungkin menganggap bahwa sifat pemalu pada anak-anak ini adalah hal yang wajar saja, tapi perlu digarisbawahi bahwa, sifat-sifat yang seperti itu perlu diperhatiakan kembali, apalagi jika telah menjadikan anak cenderung menarik diri dari lingkungan sosialnya. 

Pertanyaannya adalah, apakah gambaran pada kasus diatas dimana anak memiliki sifat pemalu yang berlebihan dapat menghambat perkembangan sosialnya?

Sebelum mengkaji lebih dalam, perlu kita pahami terlebih dahulu mengenai dasar dan hakikat dari adanya rasa malu pada anak. Menurut Tangney (1999) malu atau shame adalah emosi menyakitkan yang biasanya disertaiperasaan merasa 'keci, tidak berharga, serta tidak berdaya. Yang kemudian berdampak pada perilaku interpersonal. Ditinjau dari ilmu psikologi, istilah malu diartikan sebagai perasaan yang dikaitkan dengan emsoi yang muncul dari ketidaksadaran terhadap sesuatu yang tidak pantas, aib, emosiatas perilaku dan keadaan seseorang, atau pada orang yang memiliki kehormatan.

Jadi secara ringkas, rrasa malu ini merupakan perasaan yangmenyakitkan dan sangat negatif, yang memungkinkan seseorang yangmengalami malu ini memiliki keinginan untuk bersembunyi, menghilang, menarik diri dari semua orang, bahkan pada fase paling parah ingin mati. 

Rasa malu ini, menyebabkan seseorang merasa terganggu untuk beraktivitas, gamang(binging) dalam brpikir dan bertindak, dan kehilangan kemampuan untuk menyusun kata-kata( berbicara).

Shame atau malu, memberi banyak pengaruh pad aperkembangan anak, utamanya pada kemampuan soail emosionalnya. Contoh kecilnya, jika anak memiliki sifat pemalu yang berlebihan atau tidak pada tempatnya, anak akan menarik diri dari lingkungan sosial karena mengalami kesultan dalam bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya. 

Hal ini juga tercermin pada sifat anak yang sering menghindari orang lain, merasa takut, dan terlalu berhati-hati pada siapapun yang ditemuinya, yang kemudianmenyebabkan anak tersebut cenderung lebih banyak diam, berbicara dengan sangat pelan, dan menghindari kontak mata dengan lawan bicara.

Selain beberapa contoh-contoh sifat pada anak pemalu yang tersebut diatas, masih banyak lagi sifat lainnya yang perlu orangtua dan pengasuh perhatikan dan usahakan untuk menanganinya agar tidak terbawa sehingga dapat menghambat pengembangan dirinya terutama pada aspek sosial emosionalnya.

Adapun beberapa gejala yang tampak dari anak yang pemalu adalah sebaga berikut, antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun