Ngargoyoso, 14 Januari 2024 --Â Dalam rangka mendukung sektor pertanian lokal dan pengelolaan limbah organik, peserta KKN Universitas Negeri Semarang (UNNES) GIAT 10 Desa Ngargoyoso mengadakan sosialisasi pembuatan pupuk cair organik. Kegiatan yang berlangsung pada 5 Januari ini melibatkan para pemuda Karang Taruna Dukuh Jenak sebagai peserta aktif.Â
Shifa Ramadhanti, mahasiswa KKN UNNES sekaligus pembicara dalam sosialisasi tersebut, menyampaikan materi tentang manfaat dan pentingnya penggunaan pupuk cair organik sebagai alternatif ramah lingkungan untuk mendukung produktivitas pertanian lokal. Mengingat sektor pertanian di Dukuh Jenak yang terfokus pada padi dan sayuran, pupuk cair organik menjadi solusi yang relevan untuk meningkatkan hasisl panen. Pupuk cair organik tidak hanya memperkaya unsur hara tanah tetapi juga membantu menjaga keseimbangan ekosistem, mepercepat penyerapan nutrisi oleh tanaman, dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama.Â
Acara diawali dengan pemaparan teori mengenai komposisi bahan dan proses pembuatan pupuk cair organik. Shifa membawa beberapa bahan untuk demonstrasi langsung, yaitu E4 (effective microorganism 4) dan alternatifnya berupa air rendaman kulit bawang merah yang telah direndam selama 24 jam atau air beras, sampah sayuran, serta air gula. Alat yang digunakan adalah galon bekas yang memiliki tutup untuk proses fermentasi. "Dengan memanfaatkan bahan-bahan alami seperti limbah sayuran, buah-buahan, dan air rendaman kulit bawang, kita dapat membuat pupuk yang tidak hanya efektif tetapi juga dapat menghemat biaya," ungkap Shifa.
Para peserta kemudian mengikuti demonstrasi langsung, dimana mereka diajarkan langkah-langkah praktis mulai dari pencampuran bahan hingga fermentasi yang optimal. Diskusi interaktif pun berlangsung saat peserta berbagi pengalaman mereka dalam mengelola lahan pertanian.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari para pemuda Karang Taruna. "Sosialisasi ini memberikan kami pengetahuan baru yang bisa kami terapkan langsung di lahan pertanian kami. Dengan pupu cair organik ini, kami berharap hasil panen bisa lebih baik dan dapat memangkas biaya pupuk, sehingga kami juga tidak bergantung pada pupuk kimia," ujar Harjuna, salah satu pemuda Karang Taruna.Â
Selain meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan limbah organik, kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong kemandirian petani lokal dalam memproduksi pupuk mereka sendiri. Shifa berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan desa yang lebih mandiri dan ramah lingkungan.Â
Sebagai bagian dari program kerja KKN UNNES GIAT 10, sosialisasi ini menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam memberdayakan masyarakat desa, seperti tagline yang digunakan yaitu 'Membangun Indonesia dari Desa'. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, para mahasiswa berkomitmen untuk terus memberikan edukasi yang bermanfaat bagi komunitas lokal.Â
Diakhir kegiatan, peserta yang hadir menyatakan keinginan untuk menerapkan pembuatan pupuk cair organik secara mandiri. Diharapkan langkah ini dapat memperkuat pertanian berkelanjutkan di desa dan meningkatkan kesadaran lingkungan. Dengan semangat gotong royong dan antusiasme yang tinggi dari pemuda Karang Taruna Dukuh Jenak, sosialisasi ini tidak hanya menjadi sarana edukasi, tetapi juga langkah nyata dalam mewujudkan sektor pertanian yang ramah lingkungan dan mandiri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H