literasi keuangan sejak dini. Tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih sangat rendah.Â
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghimbau masyarakat agar meningkatkan tingkatRendahnya tingkat literasi keuangan disebabkan oleh faktor geografis Indonesia dan kompleksitas penduduk yang 62% penduduknya masih tinggal di pedesaan sehinggan diperlukan waktu lebih dari 5 tahun untuk mewujudkan tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia untuk bisa setingkat dengan Malaysia, Filipina, dan Thailand.Â
Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Kusumaningtuti S. Setiono mengatakan, menjangkau masyarakat yang ada di pedesaan masih sulit, berbeda dengan negara lain, seperti Singapura yang segi geografisnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan Indonesia. Upaya yang dilakukan OJK untuk meningkatkan angka melek finansial, yaitu memasukkan edukasi literasi keuangan dalam kurikulum sekolah.Â
Edukasi literasi keuangan ini diberikan kepada siswa/i Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan memasukkan literasi keuangan dalam kurikulum sekolah, diharapkan tingkat literasi keuangan pelajar akan meningkat.
Dalam mendukung program peningkatan literasi keuangan yang dibuat oleh OJK, Mahasiswa MBKM Membangun Desa yang dipelopori oleh Kampus Merdeka (KKN Tematik) Universitas Negeri Malang turut serta membantu menyukseskan program edukasi literasi keuangan, khususnya bagi pelajar tingkat Sekolah Dasar.Â
Sasaran dari program pendampingan adalah siswa/i Sekolah Dasar Negeri 01 Gubugklakah, Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.Â
Berdasarkan hasil survei, ditemukan beberapa masalah yang dihadapi siswa/i SDN 01 Gubugklakah, yaitu rendahnya pengetahuan siswa/i mengenai jenis dan fungsi uang, rendahnya pengetahuan siswa/i mengenai konsep menabung dan pengelolaan keuangan, dan rendahnya pengetahuan mengenai bank dan produknya. Program peningkatan literasi keuangan ini dilakukan dengan metode pendampingan pembelajaran.
 Kegiatan ini berlangsung selama 6 minggu, yakni sejak tanggal 25 Oktober s.d. 2 Desember 2021. Materi edukasi literasi keuangan yang diberikan, meliputi bank dan produk perbankan, prioritas kebutuhan, konsumen cerdas, menabung, nilai mata uang, nilai waktu dan uang; meminjam uang, investasi, faktor produksi, serta penggunaan uang dan biaya peluang. Metode yang digunakan dalam kegiatan pendampingan adalah story telling dan video based learning.
Kegiatan pendampingan edukasi literasi keuangan ini disambut dengan antusiasme yang tinggi dari siswa/i SDN 01 Gubugklakah. Adanya antusiasme yang tinggi tersebut membantu menyukseskan kegiatan ini. Suksesnya kegiatan ini terbukti dari adanya peningkatkan pemahaman literasi keuangan di kalangan siswa/i SDN 01 Gubugklakah.Â
Pendampingan ini diakhiri dengan pelaksanaan edukasi dan praktik menabung untuk mengukur pemahaman dasar mengenai literasi keuangan yang telah diberikan selama pendampingan berlangsung. Melalui program pendampingan literasi keuangan bagi siswa/i SDN 01 Gubugklakah diharapkan dapat membantu meningkatkan angka melek finansial pelajar di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H