Mohon tunggu...
Rizq Talitha
Rizq Talitha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

Mahasiswi Fakultas Psikologi yang memiliki minat besar di dunia Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beri Kepercayaan hingga Kamu Punya Alasan untuk Tidak Memberinya

9 Juni 2022   13:44 Diperbarui: 9 Juni 2022   13:47 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perasaan yang timbul saat kita menyadari bahwa kita tidak tergolong seseorang yang dapat dipercaya memang menyakitkan, namun bagaimana jika kita berada di posisi sebaliknya? 

Mengetahui bagaimana perasaan yang timbul saat tidak mendapatkan kepercayaan dari orang lain dapat memotivasi kita untuk selalu memberikan kepercayaan kepada orang lain. Tidak mudah dan tidak akan pernah mudah untuk dapat memberikan kepercayaan kepada orang lain, terutama bagi yang tengah merasakan trust issue atau kesulitan dalam mempercayai seseorang. Tidak mudah bukan berarti mustahil untuk dilakukan. 

Membenahi cara berpikir kita,memperkuat komunikasi, serta memberikan ruang kepada orang lain dapat menjadi langkah yang
tepat untuk berdamai dengan trust issue.

Menaruh harapan tinggi terhadap orang-orang yang kita nilai "penting" dan berharap mereka akan selalu memberikan perlakuan terbaik mereka terhadap kita adalah salah satu cara berpikir yang harus kita ubah. Ekspektasi kita terhadap sahabat, pasangan, mentor, saudara, bahkan orang tua kita harus kita sesuaikan dengan penilaian objektif. 

Ketika penilaian objektif kita mengatakan bahwa orang tua kita akan menyediakan segala kebutuhan terkait pendidikan dengan kualitas terbaik, kita tidak perlu repot-repot membiarkan ekspektasi kita berkata bahwa mereka akan membelikan alat elektronik terbaru untuk kepentingan hiburan. 

Kesesuaian ekspektasi dengan penilaian objektif kita mencegah timbulnya rasa kecewa yang sebetulnya muncul akibat pikiran kita sendiri. Tidak membiarkan diri kita terjebak dalam rasa kecewa dapat merobohkan salah satu penghalang dalam memberikan kepercayaan.

Akan ada saatnya kita diperlakukan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan walaupun kita telah menetapkan ekspektasi sesuai dengan penilaian objektif kita. Lalu bagaimana seharusnya kita merespon? Jawabannya adalah dengan mengkomunikasikannya. Membagikan apa yang kita rasakan kepada orang yang menyakiti kita mungkin dapat membuat kita mulai melihat sesuatu secara berbeda dan menyadari bahwa niat mereka tidak seperti yang kita bayangkan (Jaffe, 2018). 

Terjalinnya komunikasi dua arah menjauhkan kita dari penilaian persepsi seperti asumsi dan spekulasi terhadap apa yang telah terjadi. Kita akan mendapatkan
gambaran pasti dan jelas terhadap apa yang terjadi, bahkan untuk yang terburuk sekali pun.

Komunikasi yang harus kita lakukan tidak sebatas berbagi perasaan, namun juga memberikan batasan-batasan dalam berinteraksi. Jangan pernah menganggap bahwa orang lain telah paham apa saja batasan dalam berinteraksi. Terkadang, batasan yang kita pahami berbeda dengan apa yang dipahami orang lain dan perbedaan ini tidak akan diketahui satu sama lain selain melalui komunikasi yang baik. Berikan batasan yang jelas mengenai perilaku apa saja yang dapat dan tidak dapat kita terima. 

Efek yang mungkin akan timbul pun perlu dikomunikasikan sehingga akan tergambar bagaimana interaksi ideal yang seharusnya terjadi di antara kedua belah pihak. Ketika seseorang dengan permasalahan trust issue telah berhasil mencapai tahap ini, artinya proses dalam berdamai dengan trust issue berjalan baik.

Langkah selanjutnya untuk merobohkan penghalang dalam memberikan kepercayaan kepada seseorang adalah dengan memberikan "ruang" dan kebebasan. Wujud "ruang" dan kebebasan yang dimaksud adalah memberikan kesempatan seseorang untuk menunjukkan jati dirinya. Tidak memberikan kontrol berlebih dan tidak menuntut banyak hal juga menjadi wujud lain untuk memberi "ruang" kepada orang yang berusaha kita percaya. Pemberian "ruang" ini pantas dilakukan setelah kedua belah pihak telah mengkomunikasikan batasan-batasan dalam interaksi. Secara tidak sadar, pemberian kebebasan adalah cerminan kepercayaan kita terhadap seseorang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun