Mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang tergabung dalam kelompok Giat 9 Desa Kentengsari melaksanakan pelatihan pembuatan lilin aroma terapi berbahan dasar limbah minyak jelantah kepada gabungan Ibu PKK Desa Kentengsari. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 02 Agustus 2024 yang bertempat di Balai Desa Kentengsari.
Pelatihan ini suatu wujud pengimplementasian dasar dari Gerakan Wanita agen Pancasila yang dapat menghasilkan produk dari bahan yang dianggap tidak berguna dan tidak memiliki nilai ekonomi. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa memberikan pemahaman kepada masyarakat Desa Kentengsari akan bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan minyak jelantah yang berulang dan dampak buruk terhadap lingkungan akibat dari pembuangan minyak jelantah secara sembarangan. Melalui kegiatan ini, mahasiswa memberikan pelatihan pengolahan limbah minyak jelantah tersebut menjadi produk yang memiliki nilai jual dan dapat dijadikan ide bisnis.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan lilin aroma terapi ini, tentunya dengan bahan dasar minyak jelantah, dtambah asam stearic/paraffin, asencial oil, dan krayon. Sedangkan alat yang digunakan antara lain kompor, panci, cetakan, sumbu lilin, sendok. Cara pembuatan lilin ini cukup mudah, sebagaimana alat dan bahan yang telah disebutkan, pembuatan lilin diawali dengan memanaskan minyak jelantah tersebut kemudian campurkan asam stearic/paraffin hingga larut. Langkan yang ketiga, campurkan krayon yang berguna untuk memberikan warna pada produk lilin nantinya. Masukkan asencial oil untuk memberikan aroma sebagaimana bahwa lilin ini ialah lilin aroma terapi. Aduk hingga semua tercampur rata, setelah itu masukkan bahan yang telah tercampur tersebut ke cetakan dan berikan sumbu pada tengahnya, tunggu 2-5 jam agar mengeras.
Dari kegiatan tersebut, ibu PKK sangat antusias dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi hingga pelatihan berakhir. Mahasiswa berharap, anggota PKK Desa kentengsari dapat mengajak masyarakat untuk memanfaatkan limbah minyak jelantah, sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan perkembangan ide ekonomi kreatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H