Mohon tunggu...
Talitha Camalya
Talitha Camalya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi

Bukan seorang penulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kekhawatiran terhadap Kurangnya Literasi dalam Penyebaran Berita Hoax di Media Sosial

11 November 2024   21:57 Diperbarui: 11 November 2024   22:13 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dengan kemajuan zaman, teknologi informasi semakin berkembang. Di masa lalu, informasi dapat diakses melalui surat kabar, poster, dan televisi; saat ini, perkembangan teknologi sangat berbeda. Dengan laju globalisasi yang semakin meningkat, masyarakat semakin banyak menggunakan media sosial. Hal ini disebabkan oleh kemajuan dalam informasi dan teknologi. Saat ini, media sosial menjadi tempat untuk berbagi, membuat, mendistribusikan, dan menerima informasi.  Hampir setiap hari, berbagai informasi didistribusikan melalui platform ini. Media sosial digunakan oleh banyak orang untuk mencari informasi tentang pekerjaan, pendidikan, hiburan, dan kesehatan. Saat ini, media sosial juga menjadi cara yang lebih mudah untuk mendapatkan informasi, hal ini pun dipengaruhi melalui adanya globalisasi dan moderenisasi, Persebaran informasi yang diakibatkan oleh adanya globalisasi dengan adanya fasilitas bagi para penggunanya dalam berinteraksi secara aktif melalui media online, distribusi informasi yang cepat. Adapun pengaruh lainnya seperti adanya interaksi Global yang merupakan interaksi, komunikasi yang tidak ada batasnya, teknologi modern dan globalisasi  sangat memungkinkan dalam terjadinya interaksi sosial yang melintasi batas geografis. pengguna yang bergabung dalam suatu komunitas daring dapat terhubung dengan pengguna lainnya yang memiliki rentang jarak dan waktu yang berbeda.


Dapat disimpulkan bahwa Media Sosial sudah menjadi sarana utama dalam komunikasi di masa kini, namun dalam pengunaan media sosial tidak sedikit kekhawatiran yang dapat ditimbulkan dari perkembangan media komunikasi ini. Tersebar luasnya informasi secara global yang dapat diakses melalui media-media yang telah tersedia seperti platform Instagram, Whattsapp, dan Facebook dalam jangakauan yang luas oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun, dengan mudahnya menyebabkan adanya tantangan seperti cyber dan penyebaran informasi palsu. Informasi palsu atau yang memiliki istilah "Hoax" adalah kata yang digunakan untuk manggambarkan suatu peristiwa dan informasi yang tidak benar adanya, namun dibuat seolah-olah informasi yang akurat. Hoax ini dibuat dengan sengaja yang tujuannya untuk menipu dan memanipulasi, informasi palsu ini sangat berbahaya karena tujuannya yang menggiring pemikiran targetnya untuk percaya dengan informasi yang tidak benar adanya. Media sosial merupakan platform yang sering kali dijadikan sebagai tempat untuk menyebarkan kebencian dan provokasi, informasi yang menyimpang ini merupakan salah satu dari bermulanya perpecahan dalam suatu kelompok, karena sudah dipastikan bahwa informasi yang diberikan memutar balikkan fakta yang ada. Sering kali pengguna media sosial secara sadar menyebarkan kebohongan untuk melaksanakan rencana yang telah dirangkai sebelumnya. Penyebaran Hoax dapat berasal dari suatu individu, kelompok, lembaga negara, sering kali oknum-oknum ini membuat propaganda palsu untuk menjaga kepentingan dan mencari keuntungan pihaknya.

Menurut  Dwiyani  (2015)  dalam  penelitiannya  yang  berjudul  "Literasi  Media Baru  Mahasiswa Pascasarjana   UGM", menunjukkan bahwa literasi   media   mahasiswa   pada   jenjang   pendidikan pascasarjana  melalui pengalaman  menyebarkan  informasi hoax berangkat  dari  kesadaran  prilaku komunikasi  mahasiswa. Selain  itu,  literasi  media  baru  dalam  penelitian  ini  spesifik  kepada aplikasi pesan instan whattsapp.

Secara nyata dapat dikatakan bahwa media sosial adalah tempat yang sangat tepat untuk penyebaran berbagai bentuk fitnah, hasutan, hoax, dan jenis informasi lainnya. Hal ini dapat terlihat jelas sejak pilgub 2012, pilpres 2014, pilgub 2017 dan mulai terlihat lagi tahun 2018 menjelang pilpres 2019 (Septanto, 2018). Menurut hasil survey Mastel dalam Marwan (2017) dalam bahwa penyebaran berita atau informasi yang berisi konten HOAX tertinggi berasal dari media sosial berupa [2]: Facebook 92, 40%; Aplikasi Chatting 62, 62%; dan Situs Web 34,40%.

Penyebaran Informasi Hoax dapat ditimbulkan dari minimnya literasi Masyarakat, dapat dikatakan demikian karna seperti  yang kita ketahui bahwa literasi merupakan kemampuan individu dalam membacaa, menulis, dan memahami suatu topik dan informasi, literasi penting dalam kehidupan kini yang serba modern. Literasi dapat diterapkan dalam teknologi, yaitu komunikasi pada jaringan media sosial, namun tidak sedikit pengguna media sosial tidak menerapkan teknik literasi ini sehingga dengan banyaknya informasi yang tersebar dan diperoleh dari media sosial meyebabkan tidak sedikit pengguna media sosial menerima hoax terpancing untuk langsung menyebarkan informasi yang didapat kepada rekan sejawatnya tanpa diteliti atau mencari fakta sebenarnya, sehingga hoax ini akhirnya tersebar luas dengan cepat. Adapun beberapa alasan yang dapat digunakan dalam penerapan Literasi, diawali dari kemampuan memverifikasi data dan informasi dengan menganalisis dan mengevaluasi sumber informasi. Selanjutnya penyebaran informasi yang dapat dipertanggung jawabkan melalui literasi, sehingga informasi yang akan disebarkan kembali sudah akurat dan dapat dipertanggung jawabkan atas sumbernya.

Referensi

Septanto, H. (2018). Pengaruh hoax dan ujaran kebencian sebuah cyber crime dengan teknologi sederhana di kehidupan sosial masyarakat. Jurnal Sains Dan Teknologi, 5(2), 157-162.

Hidaya, N., Qalby, N., Alaydrus, S. S., Darmayanti, A., & Salsabila, A. P. (2019). Pengaruh Media Sosial Terhadap Penyebaran Hoax Oleh Digital Native. Makassar: Universitas Muslim Indonesia.

Marwan, M. R., & Ahyad, A. (2016). Analisis penyebaran berita hoax di Indonesia. Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma, 5(1), 1-16.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun