Selasa, 1 Maret 2022
BOGOR - Kuliner menjadi peluang bisnis yang sangat maju. Bagi pecinta kuliner, pastinya ingin terus mencoba makanan unik serta beragam untuk memenuhi keinginannya.Â
Sekarang ini berbagai makanan kekinian menarik perhatian mata. Hal tersebut yang mendorong pentingnya inovasi dalam bisnis kuliner. Memunculkan ide-ide kreatif dalam mengolah dan mengemas produk makanan agar menggugah selera bagi yang melihat.
Inovasi pada produk makanan menjadi modal awal dalam menyukseskan suatu usaha kuliner. "Di zaman sekarang teknologi sudah semakin canggih. Majunya teknologi lambat-laun pasti berpengaruh kepada seluruh aspek kehidupan, salah satunya bidang kuliner. Kalau kita stuck di zona aman saja maka akan kalah saing dengan pengusaha yang berani mengubah produk makanannya menjadi modern." Papar Christian, mantan chef Klappertaart Huize and Resto.
Christian yang aktivitas sehari-harinya masih berkecimpung di dunia kuliner mengungkapkan bahwa inovasi sudah dilakukan oleh para pemilik usaha kuliner sejak bertahun-tahun yang lalu.Â
Akan tetapi baru terlihat munculnya makanan baru pada saat situasi pandemi ini. Hal tersebut karena saat pandemi banyak pemilik usaha yang ingin mempertahankan usahanya sehingga mereka memutar otak agar produknya tetap dan lebih dikenal oleh masyarakat luas.Â
Pengaruh lainnya yaitu sosial media. Sosial media menjadi salah satu pemicu karena para pemilik usaha berlomba-lomba memamerkan hasil makanan yang mereka ciptakan.
"Semua pembisnis kuliner mulai dari yang kecil sampai besar dapat menginovasikan produk makanannya." Tambah Christian. Asal memiliki konsep yang menarik, alat dan tempat yang memadai siapa saja dapat memperbarui produknya. Lingkungan sekitar juga dapat mendukung jalannya hal tersebut. Pemilik usaha dapat melakukan survey untuk mengetahui keinginan masyarakat, minat dari setiap kalangan, dan menyesuaikan daerah tempat berjualan.
Inovasi dikatakan berhasil jika respon dari pembeli baik, yakni ketertarikan pada produk makanan sehingga mereka akan membeli kembali, diminati oleh seluruh kalangan, dan mendapatkan rating yang baik.Â
Sebaliknya, jika tidak terlihat perkembagan yang signifikan menandakan bahwa inovasi yang dilakukan belum berhasil. Christian menyampaikan, "Sebenarnya tidak ada yang gagal. Bidang kuliner walaupun sepi tetap ada aja yang membeli. Mungkin kalo pembeli tidak kembali lagi berarti rasanya kurang cocok di lidah mereka karena setiap orang memiliki selera yang berbeda-beda."