Mohon tunggu...
Talitha Dewi Yumna Nabila
Talitha Dewi Yumna Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

Saya adalah seseorang yang memiliki ketertarikan mendalam pada fotografi dan membaca. Melalui fotografi, saya mengekspresikan cara pandang terhadap dunia, menangkap momen dan keindahan yang kadang terlewatkan oleh mata biasa. Selain itu, membaca adalah cara saya untuk memperluas wawasan, terutama dalam topik self-improvement, yang membantu saya tumbuh secara pribadi dan mencapai potensi terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Indonesia Emas? atau Indonesia Cemas?

6 Oktober 2024   13:39 Diperbarui: 6 Oktober 2024   13:39 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hampir semua orang pastinya sudah mengetahui "Indonesia Emas 2045". Indonesia Emas sendiri merupakan visi pemerintah Indonesia untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara yang maju baik dari segi ekonomi, pendidikan, kemakmuran masyarakat, dan keadilan pada genap ulang tahun Indonesia yang ke-100. Namun selalu terdengar bisikan dan isu berlalu lalang di telinga kita bahwa visi ini meleset menjadi "Indonesia CEMAS 2045".
Terdapat pro dan kontra dari berbagai pihak mengenai visi tersebut.  Diantaranya adalah mereka yang selalu berpikiran bahwa semua bentuk kemerosotan yang tengah terjadi merupakan bagian dari visi akan tetap mencapai Indonesia Emas pada 2045. Dan diantaranya lagi adalah mereka yang sudah tampak hampir muak dengan setiap kejadian dan kasus kemunduran yang menurut mereka sudah jelas-jelas visi tersebut tidak akan tercapai dengan sempurna.
Beberapa dari kita juga pasti menanyakan hal yang sama, "Benarkan akan menjadi Indonesia Emas? atau malah menjadi Indonesia Cemas?". Namun yang menjadi alasan terkuat mengapa pertanyaan tersebut terasa relevan karena data-data yang semakin lama justru semakin membuktikan bahwa kita benar-benar menuju Indonesia Cemas. Pada artikel ini saya akan menggali secara fair mengenai visi tersebut dengan memaparkan apa saja potensi dan tantangan Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.


POTENSI

Ketika kita membahas potensi yang dimiliki oleh Indonesia pastinya banyak hal yang terlintas dalam benak kita, entah itu dari sumber daya alam atau sumber daya manusia yang ada. Namun kali ini kita akan membahas secara spesifik mengenai apa saja yang dapat menjadi faktor pendorong pada visi Indonesia Emas.
Yang pertama tentunya dari peningkatan teknologi informasi yang sudah semakin canggih dan merata di Indonesia. Terlebih lagi pada internet, teknologi yang mempermudah manusia untuk mengakses informasi secara luas tanpa adanya batasan. Dengan memanfaatkan internet, masyarakat di Indonesia dapat meningkatkan pengetahuan mereka dan meningkatkan kualitas diri mereka dengan mengakses informasi yang lebih luas dan beragam.
Potensi selanjutnya terletak pada pendidikan berkualitas yang semakin merata. Faktor tersebut sangatlah berpengaruh tidak hanya pada peningkatan kualitas SDM, namun juga untuk mengurangi kesenjangan sosial.  Dengan pemerataan pendidikan ini, setiap warga negara juga semakin memiliki potensi tinggi untuk mengakses pendidikan dan mulai mengembangkan diri. Akses pendidikan yang merata juga ditekankan agar setiap individu dapat memiliki kesempatan yang sama tanpa terhambat faktor lokasi maupun ekonomi.
Yang terakhir adalah pembangunan infrastruktur. Potensi tersebut berfungsi sebagai jembatan untuk mendukung mobilisasi  dan meningkatkan perekonomian negara. Salah satu contohnya adalah jalan tol yang mempermudah dan mempercepat proses distribusi yang berhubungan dengan ekonomi. Pembangunan infrastruktur juga berperan dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing negara.


TANTANGAN

Jika membahas mengenai segala tantangan yang menghambat visi Indonesia Emas 2045 tentunya akan banyak sekali modelnya. Tapi yang ingin saya gali dan paparkan disini adalah faktor-faktor yang terbilang besar dan berpegaruh tinggi pada hampir segala aspek untuk mewujudkan visi ini.
Yang pertama adalah rendahnya tingkat literasi masyarakat di Indonesia. Fakta yang lebih mengejutkan lagi bahwa ternyata Indonesia berada di peringkat dua dari bawah soal Literasi Dunia. Hal ini pastinya menjadi fakta yang menyedihkan, karena meskipun kita memiliki akses yang memadai pada bidang pendidikan dan teknologi informasi tetapi warganya masih belum dapat memanfaatkan dengan baik dan mengakibatkan kemerosotan minat literasi atau membaca di Indonesia.
Lalu yang kedua yaitu masih tingginya angka kemiskinan di Indonesia. Mungkin tidak banyak yang menyadari, namun ada satu alasan yang kuat mengapa kemiskinan sulit untuk hilang di Indonesia. Yaitu mindset yang dibangun berdasarkan tradisi dan budaya, dimana mereka memiliki kebiasaan untuk hidup merasa selalu cukup. Kebiasaan tersebut sekilas terdengar positif, namun tanpa disadari kebiasaan tersebut menjebak seseorang untuk selalu berada di dalam garis kemiskinan.
Dan yang terakhir adalah masalah paling serius dan hampir selalu muncul kasus di setiap bulannya, yaitu tingginya angka korupsi. Tindakan tersebut berdampak besar karena mencakup segala aspek. Mulai dari pembangunan, pendidikan, dan juga inovasi teknologi. Tindak pidana korupsi yang semakin membudaya hanya akan membawa Indonesia mengalami kemunduran. Yang menjadi perhatian paling utama pada akibat dari korupsi adalah tidak maksimalnya proses pembangunan negara. Hal ini memiliki dampak melemahkan akuntabilitas sosial dan ekonomi, yang dimana kedua aspek tersebut adalah kunci paling utama dalam mewujudkan visi Indonesia Maju.


INDONESIA CEMAS?

Nampaknya Indonesia masih belum memiliki indikator yang kuat untuk mewujudkan secara maksimal visi Indonesia Emas 2045. Faktor-faktor penghambat  yang mendominasi dan kurangnya kesadaran serta kontribusi masyarakat untuk sama-sama berusaha mewujudkan visi bersama tersebut. Kebanyakan dari mereka merasa bahwa sebesar apapun kontribusi yang mereka berikan akan terasa sia-sia. Karena mereka memiliki kecurigaan jika pemerintah atau kalangan atas sudah pasti merencanakan cara licik untuk memenuhi kebutuhan pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun