Industri halal adalah proses pengolahan barang atau jasa yang sesuai dengan prinsip halal dalam Islam. Proses ini melibatkan penggunaan bahan baku, peralatan, dan proses pengolahan yang diizinkan oleh syariat Islam untuk menghasilkan produk halal. Industri halal juga mencakup aspek lain seperti gaya hidup halal yang sehat, baik, dan berkelanjutan yang terkait dengan nilai-nilai industri tersebut. Perkembangan Industri halal adalah salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara Indonesia.
Industri halal berpotensi besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, dengan penduduk muslim yang tercatat sebanyak 241,7 juta jiwa per Desember 2022 (berdasarkan data dari Kementerian Dalam Negeri), atau setara dengan 89,02% dari populasi tanah air sebanyak 277,75 juta jiwa pada akhir tahun 2022.Â
Indonesia memiliki pangsa pasar yang signifikan dalam industri halal. Namun, saat ini, industri halal di Indonesia masih dalam tahap pengembangan dan tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Jepang. Hal ini disebabkan oleh kurangnya minat pelaku usaha untuk melihat industri halal sebagai peluang bisnis yang penting, meskipun industri ini merupakan tren global yang sedang berkembang.
Meskipun demikian, industri halal telah menunjukkan dampak positifnya dalam beberapa tahun terakhir. Meningkatnya kesadaran akan kehalalan produk di kalangan masyarakat Indonesia, serta perhatian pemerintah yang semakin besar terhadap pengembangan industri halal, telah membuat industri ini mulai memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengembangan produk halal di Indonesia.
Dampak industri halal terhadap perekonomian Indonesia juga dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Industri halal telah menyumbang sekitar USD 3,8 miliar terhadap PDB Indonesia setiap tahunnya. Selain itu, industri ini juga telah memberikan kontribusi sebesar USD 1 miliar dari investasi asing dan membuka sekitar 127 ribu lapangan pekerjaan setiap tahunnya. Kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ini dapat dilihat dari tingkat konsumsi masyarakat Indonesia serta aktivitas ekspor dan impor produk halal.Â
Dari sisi ekspor, industri halal juga memiliki potensi besar untuk meningkatkan nilai ekspor Indonesia. Potensi nilai ekspor dari industri halal diperkirakan mencapai USD 5,1 miliar hingga USD 11 miliar setiap tahunnya. Pada tahun 2018, industri halal telah mampu menghasilkan USD 7,6 miliar. Indonesia memiliki peluang ekspor produk halal sebesar 3,8% dari total pasar global. Untuk meningkatkan angka tersebut, perlu ditingkatkannya kualitas produk halal yang diekspor dan menetapkan harga yang kompetitif agar dapat bersaing dengan produk dari negara lain.Â
Jika ekspor meningkat, sudah pasti di dalamnya terdapat peningkatan produksi. Untuk meningkatkan produksi, suatu perusahaan membutuhkan peningkatan jumlah tenaga kerja. Oleh karena itu, terdapat hubungan positif antara ekspor dan penciptaan lapangan kerja. Industri halal juga memiliki dampak ekonomi terhadap kesempatan kerja. Dari segi lapangan pekerjaan, industri halal mampu membuka 170.000-330.000 lapangan pekerjaan (Indonesia Halal Lifestyle Center 2019).
Dari semua pernyataan di atas, terdapat banyak dampak positif yang dihasilkan apabila kita dapat mengembangkan industri halal dengan memanfaatkan potensi yang ada secara maksimal terutama seluruh dampak positif dan potensi tersebut juga dapat mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di negara Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukannya kesadaran dan kontribusi dari setiap lapisan masyarakat dan pemerintah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H