Sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan keanekaragaman budaya serta adat istiadatnya, tentu saja setiap suku memiliki budaya yang menjadi ciri khasnya masing-masing. Budaya tersebut akan menjadi sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakatnya hingga menjadi suatu kebiasaan rutin setiap tahunnya, guna mempertahankan tradisi yang sudah turun temurun.
Dalam Acara menyambut Bulan Suci Ramadhan, setiap suku memiliki tradisi yang sudah turun temurun dilakukan. Seperti halnya pada masyarakat Betawi yang memiliki tradisi "Nyorog" untuk menyambut datangnya Ramadhan. Nyorog sendiri merupakan acara saling berbagi makanan kepada sanak saudara dari yang dekat hingga yang jauh. Hal tersebut dilakukan sebagai tanda penghormatan dari orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua.
Tradisi Nyorog ini biasanya dilakukan menjelang bulan puasa, dan dilakukan bersamaan setelah mengunjungi makam keluarga atau biasa disebut dengan nyekar. Tiap keluarga yang ikut berkumpul akan membawa makanan berupa masakan, atau bisa dengan buah-buahan, minuman seperti soda, kopi, ataupun teh, bisa juga dengan jajangan ringan seperti kerupuk, kembang ros atau kembang goyang, dan yang lainnya.
Tradisi nyorog ini menjadi keunikan tersendiri dan menjadi realitas yang terjadi pada masyarakat Betawi secara langsung. Selain sebagai tradisi penghormatan, Nyorog ini memiliki nilai-nilai yang dapat diambil seperti menjaga tali silaturahmi antar keluarga serta menjadi suatu upaya bersyukur dan dalam menyambut bulan Ramadhan dengan meriah dan ramai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H