Sumber : Kompas.com, Unesa, rri.co.id
Sebuah kasus yang mengejutkan terjadi di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Adanya peredaran uang palsu yang berawal dari laporan masyarakat Kecamatan Palangga kepada Polsek bahwa diduga ada uang kertas palsu yang didedarkan. Setelah dilakukannya penyelidikan dan pemeriksaan, polisi menetapkan 17 orang sebagai tersangka kasus uang palsu yang dicetak di perpustakaan UIN Alauddin Makassar. Operasi ini diduga telah berjalan sejak 2010 silam.
Timeline pembuatan uang palsu ini sudah terjadi sejak 2010 tahap pengenalan. Kemudian 2011-2012 sempat menyalonkan walikota makassar tetapi tidak mendapatkan kursi. Lalu, pada Juni 2022 mereka merencanakan dan Juli 2022 menyarankan pembuatan dan mempelajari lagi. Setelah itu, Oktober 2022 sudah membeli alat cetak dan melakukan pemesanan kertas. Pada Mei 2024 sudah mulai cetak dan Juni 2024 saling bekerja sama antara mereka untuk proses pembuatan dan promosi melalui grup Whatsapp. September 2024 berkomunikasi dengan AI yang kemudian mulai membuat uang palsu di TKP 2 yaitu perpustakaan UIN tersebut. November 2024 pengedaran uang palsu senilai 150 juta dan menyerahkan uang palsu senilai 250 juta dan 200 juta.
Pembuatan uang palsu ini pertama kali dilakukan di Rumah AS. Lalu, karena mereka sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membeli alat cetak yang lebih besar dari Surabaya tetapi dipesan di China seharga 600 juta dan dimasukkan ke perpustakaan oleh tersangka AI tanpa sepengetahuan pihak kampus pada malam hari. Tindak kriminal ini tidak melibatkan pihak manapun dan murni pribadi tetapi yang bersangkutan menggunakan kewenangan dan jabatannya yaitu kepala perpustakaan dan melakukan kegiatan mencetak uang palsu di perpustakaan kampus tersebut. “Mereka sempat mengehentikan aktivitas karena tahu polisi sedang melakukan penyelidikan” kata Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan saat konferensi pers di Mapolres Gowa pada Kamis (19/12/2024)
Saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Rizmanda sebagai perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan menjelaskan bahwa ada 10 lebih security features yang ada pada uang rupiah dan jika ada yang beda satu saja, maka uang tersebut pasti palsu dan bahannya itu sudah ketahuan dan hasil cetakannya relatif burem. “yang tidak bisa dipalsukan itu adalah multicolor latin image jadi pada uang 100, angka 10 nya itu warna merah kuning hijau. Kemudian ada juga latent image dan sebagainya” tuturnya.
Peredaran uang palsu dapat memberikan kerugian bagi individu, bisnis, hingga stabilitas perekonomian suatu negara. Uang palsu tidak memiliki nilai sah yang diakui oleh negara, sehingga dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi individu atau bisnis yang menerimanya. Selain itu, uang palsu sering digunakan oleh penjahat untuk tujuan penipuan atau kejahatan lainnya. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengenali dan membedakan uang asli dan palsu menjadi keterampilan penting. Bank Indonesia telah menetapkan beberapa fitur keamanan pada uang rupiah, diantara lain :
- Bahan Kertas : Uang asli terbuat dari serat kapas yang memiliki tekstur khas.
- Tanda Air (Watermark) : Jika diterawang kearah Cahaya, akan terlihat gambar pahlawan nasional sesuai dengan pecahan uang tersebut.
- Benang Pengaman : Terdapat benang pengaman yang tertanam di dalam kertas uang dan pada pecahan tertentu akan berpendar jika terkena sinar ultraviolet.
- Gambar Rectoverse : Terdapat logo BI yang terlihat utuh jika diterawang, namun sebenernya merupakan cetakan yang saling melengkapi dari kedua sisi uang.
- Tekstur Cetakan : Bagian tertentu dari uang asli memiliki cetakan yang terasa kasar saat diraba terutama pada angka nominal dan gambar utama.
Jika setelah bertransaksi menemukan indikasi uang palsu, maka hal yang dapat dilakukan adalah menjaga fisik dan tidak menggunakan uang tersebut untuk bertransaksi. Laporkan uang tersebut disertai dengan fisik yang diragukan keasliannya kepada pihak berwajib atau Bank Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H