Akhirnya, setelah 26 tahun ‘tutup mulut’ ihwal orientasi seksualnya, Tammy Smith, jenderal lesbi pertama di Angkatan Darat Amerika berani coming out. Penghujung Agustus 2012 silam, ia resmi menyandang pangkat brigadir jendral. Partnernya, Tracey Hepner, menyematkan bintang di seragam Smith sewaktu upacara pelantikan. Padahal, setahun sebelumnya Smith masih merahasiakan hubungannya dengan Hepner pada koleganya.
[caption id="attachment_217947" align="aligncenter" width="600" caption="Foto: armytimes.com"][/caption]
Mengutip koran NRC Handelsblad, Smith (49) sudah bertugas 26 tahun di US Army dan pernah dikirim ke Afghanistan. Sejak Oktober 2011, Smith membawahi reservist atau militer cadangan. Maret 2011, ia menikahi Hepner, yang sudah dikenalnya lebih dari 10 tahun. Selama bertugas di AD Amerika, Smith tak dapat mengungkap kehidupan pribadinya. Tentara Amerika mengenal kebijakan ‘don’t ask, don’t tell’terkait isu homoseksual.
Secara sederhana, kebijakan ini dapat diartikan: homo diperbolehkan bergabung dengan AD Amerika, tapi dianjurkan tak membuka diri karena berakibat pemecatan. Kebijakan kontroversial asal 1993 produk pemerintahan Bill Clinton ini dihapus mulai September 2011 oleh Obama. Sebetulnya, peraturan ini dibuat untuk menarik minat kaum gay bekerja di US Army. Namun, praktiknya justru pelik. Serdadu terpaksa berbohong seputar kehidupan personal-nya atau kehilangan pekerjaan.
Menarik disimak, Jendral Smith bukan aktivis kelompok lesbian. Di buletin tentara Amerika Stars and Stripes ia pernah menulis memakai pseudonim Allison, “Selama don’t ask, don’t tell masih berlaku, saya tetap in the closet.” Allison strict memisahkan pekerjaan dan kehidupan pribadinya lebih dari 20 tahun. “Saya tahu, beberapa rekan kerja mulai curiga. Saya belum berani mengaku. Apalagi, banyak petinggi militer homofobia di Amerika,” lanjut Allison.
Smith boleh lega, setelah kebijakan don’t ask, don’t tell dihapus, ia dapat terus berkarier di US Army. Di seremoni pelantikannya, seperti dilansir NRC Handelsblad, Smith berujar, “Akhirnya, saya dapat duduk-duduk santai di kafe bersama pasangan. Saya tekankan, pekerjaan saya lebih penting ketimbang kehidupan pribadi.” Langkah Smith disebut ‘angin segar’ bagi kelompok LGBT di Amerika. Presiden Obama pun dalam kampanyenya berjanji melegalkan perkawinan sejenis.
Saya tak tahu, ucapan Obama bisa jadi hanya untuk mendongkrak popularitas Partai Demokrat. Agenda politik susah diselami. Hehe…Yang pasti, menyangkut kesetaraan hak, kaum homoseksual terlalu sering ‘menelan pil pahit’. Di Perancis, uskup setempat menyerukan doa kolektif menentang kebijakan Presiden Hollande yang mau meratifikasi perkawinan sejenis. Parlemen Jerman masih silang pendapat soal RUU pajak bagi pasangan homoseksual yang tinggal satu atap.
Belanda, belakangan hendak melarang petugas catatan sipil yang menolak menikahkan pasangan gay atau lesbian. Mayoritas anggota parlemen menyetujui mosi ini, tapi Partai Kristen Demokrat, CDA, masih belum sepenuhnya sepakat. Agustus lalu, gay keturunan Turki yang ikut parade perahu tahunan di kanal Amsterdam, diteror melalui internet. Jenderal Smith membuktikan, terus bertahan dan berjuang bakal membuahkan hasil, kendati bintang di pundaknya ia raih penuh liku.
Selamat bertugas, Bu Jenderal…
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H