Mohon tunggu...
Nurul Prihatin
Nurul Prihatin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sederhana, suka kegiatan alam, Yang pasti "I Love Indonesia"

Selanjutnya

Tutup

Money

Indonesia Hebat

17 November 2014   16:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:37 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba baca baik-baik berita ini. Sudah??

Ketika saya membaca berita ini saya kaget. "Lohhhhh", seperti itu kata-kata yang saya batin dalam kekagetan saya. Soal ekspresi wajah saya , silakan panjenengan kira-kira sendiri.Lalu saya teringat twit @gusmusgusmu pada tanggal 13 November 2014 3:55pm yang berbunyi:

Anjuran "Tuntutlah ilmu meski harus ke negri Cina" --wallahu a'lam-- ialah anjuran memperluas pengetahuan. Antara lain agar tidak kagetan.

Saya justru semakin kaget, berarti selama ini pengetahuan saya belum luas. Lalu kemana saja saya selama bertahun-tahun hidup. Koq masih sempit pengetahuan. Namun saya mencoba menghibur diri, lha memang saya belum sampai ke negri Cina koq (terkekeh dalam hati).

Oke kita kembali ke topik utama, saya ingin memberikan beberapa celoteh mengenai kekagetan (orang berpengetahuan sempit) saya. INDONESIA, siapa dia?
"dari sabang sampai merauke berjajar pulau-pulau, sambung menyambung menjadi satu itulah indonesia, indonesia tanah airku aku berjanji padamu, menjunjung tanah airku tanah airku indonesia".

Oh, ternyata indonesia itu pulau pulau yang berjajar dari sabang sampai merauke kawan (kata aku). Loh siapa aku? Semoga aku adalah manusia yang menghuni jajaran pulau-pulau tadi. Kurang lebih 17.000 pulau yang berjajar yang diakui oleh dunia yang menyusun indoensia. Lalu ada apa dengan impor 1juta barel perhari dengan rincian konsumsi perhari (indonesia) sekitar 1,8juta barel, berarti yang bisa dipenuhi oleh negri ini sekitar 800 ribu barel perhari. Ini yang membuktikan pengetahuan sempit saya, padahal aku sendiri tidak tahu ukuran 1 barel itu berapa. Tapi saya sok ngomong tentang topik ini. Sekali lagi saya hanya berceloteh. Soalnya saya dengar-dengar indonesia itu kaya. Pulau yang berjajar dari sabang-merauke katanya semua menyimpan endapan plankton2 (baca:minyak bumi) yang melimpah bahkan hingga lepas pantai. Dimana coba bagian iindonesia yang tidak ada aktifitas pertambangan? Lalu apa masalahnya, indonesia harus mengimpor minyak (jadi) untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negri? Bahkan kuotanya melebihi produksi sendiri yang notabene lumbung minyak ini. Apa yang salah? Pemerintah, Rakyat, Asing, Sistem Pengelolaan, Perusahaan Pengelola? Siapa, Saya!

"Tidak ada yang salah Nurul", batinku. Ini karena Indonesia Hebat. "Tuhan tidak akan menguji manusia diluar kemampuanya", seperti itulah pengetahuan yang pernah saya dapat. Ini membuat saya bersyukur bahwasanya ini menunjukkan kehebatan manusia yang masuk dalam wilayah indonesia. Terima Kasih Tuhan. Semoga saya termasuk manusia hebat versiMu. Buktinya kita masih mampu mengimmpor, menunjukkan betapa kaya negri ini. Yang masih aku tidak mengerti bukan tentang kenapa harus mengimpor. Tapi kenapa dengan kandungan yang melimpah produksinya merintih? Lagi-lagi aku menghibur diri "indonesia tidak serakah, indonesia hebat, indonesia membantu negara lain dengan memberi mereka pemasukan". Tuhan Maha Adil.

Indonesia mengimpor bukan karena indonesia tidak punya, tapi karena Tugas Kenegaraan.

Indonesia tak mengambil banyak dari dalam bumi, karena sadar semua milik Tuhan.

Indonesia mempersilakan negara lain mengelola, karena hidup itu Berbagi.

Indonesia bertahan dengan cara seperti ini sampai saat ini, karena Indonesia Hebat.

Maka kita, jadilah manusia hebat, Salam Indonesia Hebat bersama kibar Merah Putih.

Mohon Maaf atas salah tulis/kata/rasa. Terima Kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun