Berita tertangkapnya pekerja Indonesia asal Bali, membuat banyak pihak terkejut. Dan respon dari publik bermunculan baik yang pro ( percaya bahwa Ketut Pujiyasa bersalah) dan yang kontra. Kali ini saya sebagai warga masyarakat Bali mencoba meneropong dari banyak sisi terutama input dari warga sekitar Bali tentang kasus Ketut Pujiyasa.
[caption id="attachment_323928" align="aligncenter" width="576" caption="Ketut Pujiyasa Bersama Ayahnya, Nengah Ginawan (Sumber : Bali Post)"][/caption]
Seperti diketahui, Ketut bekerja sebagai awak kabin di Kapal Pesiar Holland America. Ia ditangkap di Florida dan mengaku sudah menyerang seorang perempuan berusia 31 tahun lantaran kesal dihina oleh perempuan itu. Di hari Valentine, 14 Februari 2014, Ketut mengantarkan sarapan pagi kepada wanita itu dan mengetuk pintu kamarnya 3 kali. Di luar kamar, Pujiyasa mendengar suara jawaban, "Wait a minute, son of a bitch." Setelah dibukakan pintu dan Ketut menyerahkan makanan. Ketut merasa sedih dan marah seharian, kata agen FBI yang menyidiknya David Nunez dalam pernyataan tertulisnya, seperti yang dilansir dari Daily Mail.
Pujayasa sendiri tidak melapor kepada atasannya atas pelecehan tersebut. Dan sore hari, Ketut kembali meradang saat melihat wanita itu di dek. "Dia ingin memukulnya karena hinaan itu. Namun keinginan itu dibatalkan mengingat suasana dek yang ramai". Ketut Pujayasa kemudian balik lagi pada malam harinya membuka pintu kamar wanita itu menginap dengan menggunakan master key dan penyerangan itu pun terjadi.
Ada beberapa catatan menurut publik di Bali yang meringankan Ketut Pujiyasa. 1. Tidak memiliki catatan sejarah pernah terlibat tindak kriminal. Hal ini disebutkan oleh Holland America Line yang merekrut Ketut Pujiyasa tahun 2012. Ketut Pujiyasa mengikuti serangkaian prosedur pemeriksaan yang sangat ketat. Termasuk catatan kriminal yang bersih, catatan kejiwaan normal dan sejumlah surat referensi yang baik. 2. Tidak memiliki masalah kinerja di Kapal dan konflik apa pun yang memberatkan. Ketut Pujiyasa selama bekerja di kapal tersebut hampir 2 tahun lamanya tidak pernah terlibat dalam sebuah konflik kerja baik sesama karyawan maupun dengan atasan. Hal ini membuat Stein Kruse sebagai presiden dan CEO Holland America Line merasa sangat terkejut dan sedih. "Di Holland America Line keselamatan penumpang merupakan prioritas utama. Tidak pernah ada insiden seperti ini terjadi selama 140 tahun sejarah perusahaan. Kami terkejut dan sangat sedih," ungkap Stein Kruse. Tentunya kita sebagai warga Indonesia mendengar kasus ini sangat prihatin. Dan ternyata sebagian warga Bali menyayangkan peristiwa ini sampai terjadi. Ada juga beberapa netizen yang merasa bahwa Ketut Pujiyasa tidak bersalah atas kasus ini. Keadaanlah yang membuat Ketut Pujiyasa menjadi gelap mata. Seperti yang saya rangkum dari beberapa netizen Bali di bawah ini: Erics Sandin: "Sesabar apapun seseorang .kalau ortunya dihina .ya jelassss"
Ni Made Putri Kesumawardani: "nggak menyalahkan juga sih, soalnya kalo itu orang menghina diri kita sendiri sih masih aman, tapi kalo udah ngehubungin ke keluarga kayanya emosinya susah di kontrol deh"
Gus Penx: "Anak bali di kapal pesiar terkenal krn kerajinan n keuletan dlm bekerja...tp klo memang bener di bilang;SON OF A BITCH,,,,sapapun itu..kita punya hak tuk membela harga diri kita...sekalipun penjara akibat nya..demi IBU yg melahirkan kita.sukseme".
Guztra Menggapai Impian: "Saya teringat dengan kasus sewaktu zidane menanduk materazi..karena katanya materazi telah menghina ibunya zidane. harga diri seseorang tidak bisa dibeli dengan uang."
Kasus ini harus benar-benar diperhatikan oleh Pemerintah Indonesia khususnya Menteri Luar Negeri dan Presiden. Kita tidak bisa berbuat banyak ketika mendapati ia memang benar-benar bersalah. Pemerintah harus mengadakan pendekatan kepada Pemerintah Amerika Serikat. Karena penyerangan Ketut Pujiyasa memiliki banyak faktor eksternal yang harus dicermati dan banyak publik tidak tahu mengapa seorang pekerja Indonesia yang track record nya bersih, cerdas dan rajin bekerja, tidak memiliki masalah kejiwaan dan kinerja bahkan sudah 2 tahun lamanya mengabdi pada sebuah kapal besar ternama dunia sampai menyerang seorang perempuan Amerika yang sudah menghinanya.
Netizen Bali banyak yang berkeyakinan kalau Ketut Pujiyasa hanyalah seorang anak Indonesia yang terpancing emosinya dan karakter penyerang terjadi karena ada unsur pelecehan kepada Ibu sebagai orang tua yang harus dihormati.
Dengan penyelidikan  kasus yang menimpa Ketut ini, banyak pihak berkeyakinan kalau pasti banyak faktor pemicunya. Kalau hanya sekedar dihina "Son of a BITCH" sepertinya tidak akan sampai terjadi peristiwa penyerangan sebrutal itu. Apa lagi Ketut Pujiyasa sudah 2 tahun bekerja.