Biasanya bila orang bertamu yang sering dilakukan selain mengobrol dan menyantap hidangan adalah harus permisi ke "belakang". Bisa tidak bisa , ini seperti dimiliki kebiasaan banyak orang yang bertamu. Dulu almarhum ibu saya sering melakukannya dan saya memaklumi, kata orang Jawa "beseren". Kurang lebih artinya susah menahan untuk tidak buang air kecil.
Penulis sedang tidak membahas kamar mandi di terminal umum atau pasar rakyat yang memang terkenal dengan tidak higienis dan bau kurang sedap. Tapi ini mungkin lebih menyangkut kepada "kebiasaan buruk" yang sering dilakukan orang untuk malas memperhatikan kebersihan kamar mandi rumah atau tempat usahanya sendiri.
Pernah suatu saat saya dan beberapa teman pengusaha beranjangsana ke sebuah perusahaan terkenal di Denpasar. Tujuan utama saya adalah ingin belajar tentang bisnis dari sang pemilik. Karena bisnis nya sedang booming di Denpasar dan kami tertarik untuk belajar darinya. Begitu kami sedang berdiskusi kecil, seperti bisa diduga, ada seorang kawan yang sudah tidak tahan mau ke belakang. Yah, sudah bisa diduga pasti disaat genting begitu, tidak ada tempat lain selain restroom yang dituju. Beberapa menit kemudian, kawan saya itu balik lagi kepada kami. Wajahnya merah, pucat. Seperti habis muntah-muntah. Ia pun mohon ijin untuk tidak ikut diskusi yang sedang kami lakukan.
Selesai acara anjangsana, kami menemuinya di teras kantor tersebut.
"Mas, lain kali kalau mau ke tempat ini, saya tidak usah diajak ya... ", pintanya.
Sudah bisa ditebak, hal ini karena kamar mandinyatersebut ternyata jarang dibersihkan oleh pegawainya. Dibersihkan ala kadarnya. Mungkin tidak pakai cairan pembunuh kuman (desinfektan) dan cara membersihkannya asal-asalan.
Padahal seperti yang kita tahu dari berbagai sumber, ahli kesehatan banyak yang menyatakan kalau di kamar mandi ada jutaan kuman dan bakteri yang siap menyerang manusia. Sebuah studi dari University of Colorado Boulder menemukan bahwa bakteri berkerumun di hampir setiap permukaan kamar mandi, termasuk sabun handuk, pintu, dan perkakas kamar mandi lainnya.
Inilah yang penulis maksudkan tentang kamar mandi itu benar-benar menunjukkan jati diri pemilik rumah atau usaha tersebut.
Pemilik yang memperhatikan kamar mandi adalah orang yang bisa dipercaya, bertanggung jawab dan amanah. Ia bisa membedakan mana yang "kotor" dan mana yang "bersih" ( dan kedua kata itu bisa saya ganti menjadi "jahat" dan "baik").
Kebiasaan pemilik yang sering meninggalkan urine dan kotoran di kakus/toilet dan malas menyiram di kamar mandinya sendiri sepertinya cerminan seorang manusia yang zalim dan jahat. Ia tidak mau membersihkan bekas kotorannya sendiri. Dan jangan protes ya kalau saya menulis begini, dan ada yang menyebut, "GAK mungkin ah, masa iya kamar mandi sendiri tidak mau membersihkan ??". Nah itu, barusan di atas saya menuliskan contohnya, mengapa teman saya kapok dan menolak diajak datang ke kantor itu.
Kebiasaan merokok di dalam kamar mandi ternyata juga merupakan kebiasaan buruk yang harus ditinggalkan. Puntung rokok adalah barang yang menjijikkan bagi kaum perempuan bila ditemukan dalam sebuah kamar mandi. Dan sayangnya banyak kaum adam yang menyukainya dengan merokok dalam kamar mandi.