Mohon tunggu...
Agung Soni
Agung Soni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bismillah...Alhamdulillah Wa syukurillah

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kejanggalan Modus Penipuan Atas Nama Java Media

14 Desember 2014   03:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:21 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah ini datang dari teman saya yang sudah lama membuka usaha penjualan komputer,  alat telekomunikasi dan perlengkapannya di Rimo Jalan Diponegoro Denpasar. Nama toko "Javamedia Computer", milik Pak Eko Teguh (nama teman saya) dicatut dan dijadikan lapak bohongan dalam penjualan online.

Modusnya klasik , tapi anehnya masih saja banyak korban yang tertipu hingga jutaan rupiah.

Menurut penuturan Pak Eko Teguh, penipu memakai nama "Javamedia Elektronik". Ini sudah berbeda dengan nama toko Pak Eko yaitu "Javamedia Computer" dan celakanya walaupun nama agak beda sedikit, alamat toko yang dipakai penipu adalah alamat toko milik Pak Eko Teguh yaitu di Jalan Diponegoro 136 RIMO Bali Lantai 2 Denpasar.

[caption id="attachment_382388" align="aligncenter" width="251" caption="dok.pri Alamat usaha sama milik Pak Eko Teguh dipakai Scammer"][/caption]

Penawaran awalnya dilakukan melalui media sosial. Lewat Twitter, Facebook dan Iklan OXL. Dengan adanya pengaduan dari kawan, Pak Eko Teguh sudah melaporkan akun palsu "Java media elektronik" itu kepada Admin Facebook, Twitter dan OXL.

Syukurlah di ketiga nama media itu (FB, Twitter & OXL), akun palsu itu diblokir oleh admin dan tidak bisa dipakai lagi oleh penipu untuk beraksi. Kini aksi scam yang terjadi adalah dengan menggunakan sarana pesan siaran (broadcast message) lewat Blackberry Messanger (BBM).

PIN yang digunakan sama, yaitu dengan PIN 2A6C53A4. Terkadang bernama Sinta Sahry, Java Media Electronik, ol_sHop, Desi Lup.

Modus Penipuan

1. Barang Dijual Murah Dibawah Harga Standard

Disinilah kejanggalan yang sering terjadi dan kurang disimak oleh warga masyarakat. Harga-harga barang handphone yang ditawarkan sangat super murah sekali (lihathiperbol  kalimat yang saya sampaikan). Pernah terbayang  kalau iPhone 5S 64GB yang harga pasarannya sekitar 10 juta-an ditawarkan dengan harga 2.770.000. dan bisa dibeli di toko legal yang setiap bulannya membayar pajak kepada Pemerintah dan berijin resmi menjual HP dibawah harga standard  seperti "Javamedia Computer"milik rekan saya ini ?

[caption id="attachment_382387" align="aligncenter" width="255" caption="dok.pri Isi Broadcast BBM Penipu Javamedia elektronik"]

14184756282008908006
14184756282008908006
[/caption]

Inilah yang tidak dicermati oleh warga masyarakat calon pembeli. Sudah tergiur dengan harga murah, tanpa adanya chek dan richek , langsung main bayar dan transfer kepada penipu itu.

2. Penipu Selalu Minta Uang Tambahan Ketika Barang Belum Dikirimkan.

Ini menimpa seorang korban bernama Aya (Siti Nurkhayatin ) sebagai Pemilik Aya Shop memesan Camera Canon EOS 650D yang dijual pasaran seharga 8 Juta-an hanya ditawarkan seharga Rp.2 Juta oleh Desy dengan PIN BB 2A6C53A4. Desy berpura-pura sebagai petugas dari Java Media Elektronik beralamatkan di Rimo Lantai 2 Jalan Diponegoro 136 Denpasar.

Desi memberikan no REK BRI 002801058448507 atas nama REZA MULYADI sebagai rekening penerima transfer pembayaran. Dan Aya telah melakukan transfer / pengiriman uang ke no REK BRI 002801058448507 atas nama REZA MULYADI sejumlah Rp.2.070.000,- pada hari Selasa tanggal 9 Desember 2014 jam 15:03:03 WIB.

Lucunya, sehari setelah ditransfer Sdri. Desi meminta uang tambahan lagi kepada Aya dengan alasan barang pesanan Aya ditahan oleh Petugas Bandara sebanyak Rp.1.800.000,-.

[caption id="attachment_382390" align="aligncenter" width="248" caption="dok.pri"]

141847620470234508
141847620470234508
[/caption]

Desi pun mengalihkan tanggung jawab kepada temannya bernama Agung Prasetyo yang disebut sebagai bendahara toko sekaligus petugas kurir JNE. (Aneh ya.. ada bendahara toko plus petugas kurir JNE ?). Dan jelas saja, karena namanya penipuan, walaupun sudah dikirimkan uang tambahan, sampai dunia kiamat juga, gak bakalan korban akan menerima barang yang dipesannya atau minimal uang dikembalikan.

Benar-benar aneh, awalnya Desi mengaku barang ditahan bandara, dan Agung Prasetyo mengaku kalau barang ditahan oleh JNE.

[caption id="attachment_382389" align="aligncenter" width="238" caption="dok.pri"]

14184761331968953360
14184761331968953360
[/caption]

[caption id="attachment_382391" align="aligncenter" width="215" caption="dok.pri Akhirnya Penipu menyebut "]

14184764811509964481
14184764811509964481
[/caption]

Korban sudah banyak berjatuhan gegara Iklan BBM sesat menyesatkan ini. Dan yang ketiban sial adalah Pak Eko Teguh, kawan saya yang nama usahanya dicatut ini. Dengan berbagai penjelasan baik disebar melalui media sosial dan juga web blog milik Pak Eko, tetap saja banyak korban yang mencari Pak Eko Teguh dan menelpon.

Korban sudah banyak, bervariasi dari 2 juta hingga yang terbesar 5 Juta. Korban - korban itu menghubungi Pak Eko Teguh dan berusaha meminta uang kembali dari Pak Eko Teguh. Jelas saja, ini sangat merugikan nama baik dari Pak Eko Teguh dan nama baik usahanya.

Saran dari Pak Eko Teguh untuk warga masyarakat bila menerima penawaran barang elektronik dari BBM atau media sosial, maka perlu mewaspadai penipuan-penipuan semacam ini yang sangat menyusahkan banyak pihak. Dari indikasi harga barang yang ditawarkan jauh dari harga standard / normal barang semestinya hingga kesan susahnya komunikasi pasca pembayaran atau transaksi transfer korban kepada penipu. Semua alur itu memberi hikmah pembelajaran yang sangat besar kepada kita, bahwa penipuan semakin marak karena adanya minat warga masyarakat kepada barang murah cukup tinggi dan kemudahan transaksi online yang berperan besar dengan berganti-gantinya PIN BB.

Mengubah-ubah nama profil penipu hingga lempar tanggung jawab dalam team penipu itu. Seiring dengan terbuka-nya platform BBM untuk sistem operasi Android, termasuk emulator di PC, ada kemungkinan akan semakin banyak PIN yang digunakan.

Waspadalah Waspadalah.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun