Mohon tunggu...
Atm0
Atm0 Mohon Tunggu... lainnya -

I am what I eat

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hidup sebagai NON-Borderline Personality Disorder (1)

16 Oktober 2013   14:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:28 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru tiga tahun yang lalu penulis mengenal istilah Borderline Personality Disorder atau yang disebut Gangguan Kepribadian Amban. Disebut ambang karena  para penderitanya berada pada “ambang” psikosis atau mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi yang mereka miliki. Borderline ini juga merupakan ambang antara schizophrenia dengan neurosis. Gangguan kepribadian borderline adalah gangguan kepribadian digambarkan sebagai gangguan berkepanjangan fungsi kepribadian dalam diri seseorang (biasanya di atas usia delapan belas tahun, meskipun juga ditemukan pada remaja), ditandai dengan kedalaman dan variabilitas suasana hati. Gangguan ini biasanya melibatkan tingkat yang tidak biasa dari ketidakstabilan suasana hari/ kelabilan dalam berpikir. Banyak ahli yang mengupas bagaimana dan apa yang dimaksud dengan Borderline Personality Disorder (untuk mempersingkat selanjutnya disebut BP). Pembaca bisa mencari ribuan artikel mengenai BPD di Mbah Gugel. Nah, Artikel ini akan mengupas BP dari sisi yang berbeda, yaitu dari sisi Orang yang hidup berinteraksi dengan penderita BP, atau yang disebut Non-BP. Dalam interaksi harian, memang susah untuk menentukan apakah orang yang di dekat kita ternyata memiliki gangguan BP tanpa adanya pemeriksaan secara detil oleh Dokter Psikiater. Nah, masalahnya untuk datang ke psikiater juga membutuhkan usaha yang tidak sedikit apalagi adanya cap kalo datang ke psikiater berarti termasuk golongan "orgil' atau orang-orang tidak waras, padahal penulis selama ini setiap tahun selalu difasilitasi oleh perusahaan untuk kontrol tingkat stres ke psikiater. Yah, mungkin sebagai pegawai adalah aset perusahaan yang harus dijaga produktivitasnya supaya ga rugi..betul tidak??? ehm...lanjut, bagaimana kita tahu kalau kita berinteraksi dengan seseorang individu yang memiliki BP??  Walaupun secara medik, diagnosa menderita BP atau tidak adalah hak dari seorang psikiater, tetapi tidak ada salahnya melalui artikel ini penulis membagikan sedikit pengalaman mengenai hal tersebut dengan mengajak Anda untuk menjawab pertanyaan berikut: 1. Apakah setiap Anda  bertemu dia dan dalam hati Anda selalu bertanya mengenai sapaannya?? Sebuah senyuman atau sebuah bentakan kemarahan yang anda hadapi sesaat dia melihat Anda??? adakah perasaan was-was dan ketidakpastian  akan perasaan dia?? 2. Apakah Anda menghindari percakapan tertentu karena Anda takut diserang, dikritik dan bahkan dihakimi oleh orang tersebut?? Apakah Anda tidak pernah bercerita tentang perilaku berubah-ubah orang ini karena takut diserang dan tidak dipercaya orang di sekitar Anda? 3. Apakah orang ini dia selalu menyatakan bahwa apa yang terjadi di hidupnya adalah kesalahan Anda? 4. Apakah Anda merasa dibohongi dan dimanipulasi oleh orang tersebut?? dan Anda punya bukti dari luar bahwa dia sebenarnya membohongi Anda dan memanipulasi Anda?? 5. Apakah orang ini tidak mau mendengar penjelasan Anda atas suatu hal, dan tidak mau bertanggungjawab atas perbuatannya dan bahkan menyalahkan Anda?? semuanya hanya untuk mendukung sikapnya yang berubah-ubah?? 6. Apakah Anda merasa terisolir dari keluarga atau teman gara-gara dia??? dan merasa bahwa Dia sangat takut kehilangan Anda??? 7. Apakah dia tidak pernah memahami perasaan Anda?? dan selalu membuat situasi dimana Anda merasa dipojokkan dan "dihabisi"?? 8. Apakah sering marah luar biasa dan sesaat kemudian bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa?? 9. Apakah dia sering bertanya sesuatu meminta jawaban dan menyerang Anda secara verbal setelah Anda menjawabnya?? dan seringkah kritik Anda selalu berbuah menjadi serangan atas diri Anda??? 10. Apakah Anda merasa bahwa satu-satunya kedamaian bagi Anda adalah dengan meninggalkan orang ini??? 11. Apakah Anda merahasiakan kelakuan orang ini kepada banyak orang, karena takut mereka akan memberi saran agar Anda meninggalkan dia atau bahkan mengecap anda lemah dan tidak berdaya?? 12. Apakah hubungan Anda dengan nya seakan-akan hanya tentang bagaimana perasaannya saja?? tidak kah ad tempat bagi perasaan Anda?? Nah, apabila Anda menjawab "YA" dari pertanyaan di atas maka KEMUNGKINAN BESAR Anda berinteraksi dengan orang yang menderita Border Personality Disorder. - (To be continued......) - - Penulis - - Nb: Hak mendiagnosa hanya oleh Dokter Spesialis Kejiwaan, yang disajikan di artikel hanya probabilitas saja dan pengalaman hidup penulis, jadi bisa jadi salah. Ref: Randy, Krieger; Stop walking in the eggshell workbook; new harbinger Publish; 2002. Dobbs, Bon; 4x4: two sets of rules that make relationship with Borderline easier with the Non-BPD; 2008. Dobbs, Bon: when Hope is not enough ; ebook; 2008

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun