Dalam tradisi Lewak Tapo yang dipraktikkan oleh masyarakat etnik Lamaholot di Pulau Adonara, Nusa Tenggara Timur, pembelahan kelapa merupakan bagian penting dari ritual untuk mencari tahu penyebab kematian yang dianggap tidak wajar. Hasil dari pembelahan kelapa ini ditafsirkan oleh molan atau dukun tradisional untuk mendapatkan petunjuk mengenai penyebab kematian tersebut.
Jika kelapa terbelah dengan rapi dan simetris, hal ini dapat diartikan bahwa kematian tersebut disebabkan oleh faktor alamiah atau takdir, tanpa adanya campur tangan supranatural atau pelanggaran adat. Sebaliknya, jika pembelahan kelapa tidak rapi atau menunjukkan tanda-tanda tertentu, hal ini mungkin ditafsirkan sebagai indikasi adanya pelanggaran adat, kutukan, atau faktor lain yang menyebabkan kematian tidak wajar tersebut.
Interpretasi hasil pembelahan kelapa ini sangat dipengaruhi oleh kepercayaan dan nilai-nilai budaya masyarakat Lamaholot, yang menekankan pentingnya hubungan harmonis antara manusia, leluhur, dan Tuhan (Lera Wulan-Tana Ekan). Ritual ini mencerminkan pandangan dunia mereka tentang keseimbangan dan keharmonisan dalam kehidupan sosial dan religius.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H