Mohon tunggu...
Takas Sitanggang
Takas Sitanggang Mohon Tunggu... -

pria berdarah batak bershio kelinci berzodiak sagitarius yang masih setia menyandang status jomblonya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tertidur Meringkuk Bocah Setengah Telanjang

25 Januari 2012   05:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:28 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13274694531687389512

Aku melangkah mengitari tugu monas yang masih tegak berdiri, melalui jalan di sisi taman dimana tugu monas berada di tengah menjulang tinggi.Ratusan atau mungkin ribuan pengunjung, berserak disana-sini.Ada yang bermain layangan, ada yang bersepeda, ada yang berfoto ria, ada yang bermain bola, dan ada juga yang sedang memadu cinta. Tak ada yang bergumam duka, semua nampak bahagia menikmati waktu liburan mereka.

Aku terus berjalan, kali ini menjauh dari tugu monas, simbol Ibu Kota Jakarta, kota megapolitan.Di persimpangan langkahku terhenti.Aku melihat seorang bocah tertidur pulas tanpa baju di bawah sebuah plang.Hati bertanya, kenapa bocah ini tidur di area yang sangat terbuka? Kenapa ia tidak tidur di bawah pohon atau di rumput saja? Apa mungkin sebelumnya bocah ini sedang duduk mengemis, lalu karena letih ia merebahkan diri, dan akhirnya tertidur di tempat ini? Entahlah, tapi saat ku lihat ke sekitar, para penjual asongan juga melihat keberadaan bocah ini, namun pandangan mereka datar.Seolah apa yang aku lihat adalah sebuah pemandangan yang wajar.

Sejak kali pertama aku mendapatinya, ia sudah meringkuk.Tidur tanpa baju di area terbuka dan di sore yang mendung pasti lah terasa dingin, tapi mungkin rasa kantuk yang teramat membuatnya malas untuk berpindah tempat.Ataukah mungkin ia sedang bermimpi? Bermimpi menyantap aneka makanan lezat, yang membuatnya ingin terus tidur terlelap dan tak ingin bangun cepat-cepat.Sebab ketika tersadar nanti, ia akan kembali ke dunia yang nyata, ke dunia dimana ia tak bisa mendapat makanan lezat seperti dalam mimpinya.

Seperti tak perduli dimana dan sedingin apa cuaca hari, yang terlihat ia hanya ingin terus tidur.Pikirnya, belum tentu esok, lusa, atau kapan hari ia bisa bermimpi seindah itu lagi.“Kedinginan seperti ini sudah sering kurasakan, tapi mimpi seindah ini amat lah jarang.Jadi biarlah aku menikmati makanan ini meski hanya di dalam mimpi, daripada aku menikmatinya dari hasil mencuri.” batinku coba menerka pikiran bocah ini.

Monas, 23 Januari 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun