Mah, jangan pernah menganggap aku ini anak baik-baik Anggap lah aku anak yang kurang ajar yang sedang berusaha untuk menjadi anak baik Agar apabila suatu hari aku membantahmu Kau tak terkejut dengan sikap ku itu Mah, tak selamanya aku menjadi anak yang patuh dan penurut Bukan kah masa depanku aku yang menjalani Baik itu pahit atau manis, baik itu berhasil atau gagal Aku yang menanggungnya Karena yang kurasakan ketika ku jatuh Kau hanya bisa melihat, kau hanya bisa mengeluh, Kau hanya bisa menjatuhkanku jika semua tak sejalan dengan harapanmu Kau selalu berpikir tugasmu sebagai orang tua Hanya lah membiayai sekolah dan memberikan makan anak-anakmu Kalau memang begitu, lebih baik aku tinggal di panti asuhan saja Mah, ada saatnya aku membantahmu untuk menetapkan pilihanku Bukan karena aku ingin melawan, tetapi karena aku ingin pendapatku didengar Mah, jangan pernah menganggap aku ini anak baik-baik Agar ketika aku membentakmu sekali saja, kau tak segera membenciku Lalu mengutukku sebagai anak durhaka untuk selamanya Mah, anakmu ini juga manusia yang tak bisa menjadikan semua sempurna Apa mungkin aku yang salah? Karena selama ini selalu penurut dan patuh padamu Diam meski sebenarnya aku marah Membisu meski sebenarnya kau yang salah Mah, kalau aku boleh jujur aku mulai muak menjadi anak patuh dan penurut Ijinkan sekali saja aku jadi anak pembangkang Atau biarkan kita tak saling bicara demi kebaikan Sebab setiap kata yang keluar dari lidahmu begitu tajam Membuat luka dihatiku yang belum sembuh semakin terasa dalam Mah, kalau kau tak bisa memberikanku semangat Lebih baik diam, daripada kau berkata-kata namun semakin membuat jiwaku tenggelam Namun jauh di lubuk hatiku, aku sayang padamu
***
foto by : liamayasari.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H