Mengawali tulisan perdana saya di Kompasiana adalah langsung menuju tanah Papua tepatnya di kota Nabire salah satu kabupaten yang letaknya di teluk cenderawasih(punggung cenderawasih).Mungkin sebagian dari anda sudah ada yang pernah mendengar dengan kota tersebut karena bencana gempa yang terjadi sekitar tahun 2004 pernah menimpa kota ini.
selain itu kota Nabire juga pernah ramai dengan tambang Emas dan masih berlangsung sampai sekarang,cuman tidak seramai tahun 90an.Potensi dari kota ini yang menjadi salah satu unggulannya adalah hasil pertanian yaitu jeruk manis. Jeruk manis Nabire tidak kalah dengan jeruk dari kota-kota lainnya bahkan jeruk impor,Nah jika anda berkunjung ke kota ini dapat mencicipi manisnya jeruk tersebut di sepanjang jalan raya banyak di temukan kedai atau lapak penjual. Silahkan pergi saja ke daerah Bumiwonorejo atau anak muda di sana menyebutnya BMW akan anda temukan lapak para penjual dan jika ingin mencicipinya langsung dari pohonnya bisa ke daerah kalibumi.sesuai perkembangan daerah ini maka pusat penghasil jeruk ini tidak hanya di daerah BMW atau kalibumi saja tapi sudah ke daerah Lagari. Daerah lagari untuk saat ini masih di bawah kecamatan Makimi yang jaraknya jika dari kota Nabire sekitar 1,5-2 jam menggunakan Motor,mobil.Gambar di bawah ini saya lagi narsis di bawah pohon jeruk di salah satu perkebunan milik petani daerah lagari jaya atau biasa di sebut SP 2 Legari.
Yang menjadi kendala para petani Jeruk manis Nabire ini adalah pemasarannya apalagi biaya transportasi sangat mahal sekali dan kebanyakan para tengkulak saja hanya bisa memasarkan hasil para petani ini ke kabupaten sekitar saja.Setau saya sampai saat ini belum ada yang sampe ke Luar Papua untuk pemasarannya kecuali hanya saya yang bisa memasarkan sampe ke kota bandung itupun cuman bawa satu kantong buat oleh-oleh aja hehehehe. Harapannya sih semoga pemerintahan yang akan datang ini mulai melirik potensi lokal yang ada di kabupaten Nabire karena kwalitas jeruknya di jamin deh.Pokoknya jika anda ke kota tersebut belum afdol kalo dak makan jeruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H